Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yufrinda Tewas Diduga Gantung Diri di Malaysia, Keluarga Datangi DPRD NTT

Kompas.com - 19/07/2016, 14:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Keluarga Yufrinda Selan, tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, yang diduga tewas gantung diri di rumah majikannya di Malaysia, mendatangi DPRD Provinsi NTT, Selasa (19/7/2016).

Keluarga Yufrinda yang diwakili oleh ayah kandung, Metusalak Selan dan juru bicara keluarga, Melky Musu, mendatangi DPRD NTT dan bertemu dengan ketua Komisi V Winston Rondo dan tiga anggota komisi V lainnya Ansel Talok, Aleta Baun dan Kristofora Bantang.

Mereka didampingi oleh sejumlah mahasiswa dari organisasi kepemudaan di Kota Kupang, yang tergabung dalam forum mahasiswa peduli kemanusiaan.

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang komisi V, juru bicara keluarga Yufrinda, Melky Musu menceritakan semua kronologis, mulai dari awal Yufrinda menghilang dari rumah sejak 2 September 2015 lalu, hingga pulang kembali dalam kondisi sudah tak bernyawa.

“Dalam kasus ini kami melihat ada kejanggalan terkait kematian yang menimpa anak kami ini. Mulai dari dia direkrut oleh perusahaan yang belum kami ketahui, pemalsuan dokumen sampai dia berangkat ke Malaysia, hingga akhirnya dia kembali dalam keadaan meninggal dunia. Ini yang membuat kami terus berjuang dan meminta bantuan kepada semua pihak terasuk DPRD NTT,” kata Melky.

Karena itu ia meminta dukungan dari DPRD NTT, untuk mendesak aparat kepolisian NTT guna mengusut tuntas kasus yang menimpa Yufrinda.

Sementara itu perwakilan mahasiswa, Inosentio Naitio meminta DPRD NTT agar segera memanggil Dinas Kependudukan dan Trasmigrasi Kabupaten Kupang, yang telah mengeluarkan sejumlah dokumen palsu atas nama Yufrinda.

“Kita juga minta agar polisi segera memeriksa oknum di Dinas Kependudukan dan Transmigrasi Kabupaten Kupang yang telah membuat KTP dan dokumen palsu untuk Yufrinda,” ucapnya.

Inosentio juga menyayangkan sikap Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang hanya diam saja menanggapi sejumlah kasus trafficking dan kasus kematian yang menimpa TKW Yufrinda Selan dan kasus lainnya seperti Dolfina Abuk dan Yohana Kana.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo mengatakan, pihaknya akan memberi perhatian yang serius terhadap persoalan yang menimpa tenaga kerja yang meninggal secara tidak wajar.

“Kita menyesalkan sikap pemerintah yang masih gagal melindungi warganya sendiri. Komisis V mendesak gubernur NTT untuk tidak boleh diam dan sunyi dan butuh tindakan yang konkrit dari Gubernur NTT untuk menyikapi persoalan ini,” kata Rondo.

Komisi V lanjut Winston, meyakini bahwa kejadian yang menimpa ketiga TKW ini adalah kejahatan kemanusiaan, karena itu ia mendesak Kapolda NTT untuk mengusut kasus itu hingga tuntas dan mempublikasikan seluas-luasnya kepada publik.

Pihaknya juga akan memanggil Dinas Tenaga Kerja NTT dan PJTKI untuk memberi penjelasan secara detil dan lengkap terkait kasus Yufrinda Selan, Dolfina Abuk dan Yuliana Kana.

“Kita akan mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Gubernur NTT, agar melakukan somasi terhadap pemerintah Malaysia terhadap kasus yang menimpa tenaga kerja kita,”ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com