Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjaga Sekolah Pun Ikut Ujian Nasional, Bahasa Inggris yang Paling Sulit

Kompas.com - 07/04/2016, 09:47 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Yunus (48), warga Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara, sempat ragu-ragu dan malu saat diwawancara wartawan. Bukan karena dia peserta paling tua di Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C setara SMA program studi IPS. Ia malu karena statusnya sebagai seorang PNS yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga sekolah.

Setelah diyakinkan bahwa tidak akan berdampak apa-apa, barulah dia mau bercerita.

Setelah mengikuti UNPK paket B setara SMP pada 2013, Yunus merasa perlu meningkatkan jenjang pendidikannya. Maka itu, mendaftarkan dirilah dia ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pakpak Mandiri.

Zaman makin canggih, perlu banyak ilmu, makanya harus terus belajar. Itulah yang mendasarinya untuk terus meraih ilmu baru.

Jika lulus ujian ini, Yunus bercita-cita ingin melanjutkan ke bangku kuliah. Laki-laki yang rambutnya sudah beruban itu merasa senang bisa bergabung dengan peserta ujian lain yang muda-muda, tidak ada merasa minder. Menurut Yunus, semangat tinggi dari anak-anak muda itu perlu dicontoh.

Tapi waktu ditanya jika ada orang-orang tua lain yang belum selesai pendidikannya, apakah lebih baik ikut paket C. Yunus bilang sebaiknya ada pembatasan usia peserta.

"Kalau saya pribadi, saya rasa ya harus dibatasi, maksimal umur 50 tahun saja. Mungkin nanti dengan usianya yang tua, dikasih kesempatan dia bekerja. Mungkin nanti di sana-sininya banyak kelemahannya sudah," kata Yunus, Kamis (7/4/2016).

Berbagai cara dilakukannya untuk bisa menaklukkan soal-soal ujian. Selain membaca buku, Yunus juga menyerap informasi dari radio dan televisi.

Meski demikian, Yunus tetap menghadapi kendala ketika berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan berbahasa Inggris.

"Dari semua soal, bahasa Inggris yang paling susah. Kalau matematika, setidak-tidaknya kita mengerti walaupun tidak semuanya. Tapi ini sudah kebutuhan zaman ini pula, ya," katanya sambil tertawa.

Ketua Panitia Pelaksana UNPK sekaligus Ketua PKBM Pakpak Mandiri Johanes Berutu mengakui bahwa Yunus merupakan peserta tertua dari 392 peserta yang mengikuti ujian di ruang kelas SMP Negeri 21 Medan mulai sejak 4-7 April 2016.

"Peserta kita ini memang semangatnya masih di situ, kebetulan Bapak ini seorang PNS penjaga sekolah di Kota Medan ini. Dia mulai dengan Paket B, kemudian terdaftar di PKBM Pakpak Mandiri. Sampai hari terakhir ini, tidak pernah datang terlambat. Kuat semangatnya," kata Johanes.

Peserta ujian Paket C kali ini tidak lagi didominasi oleh orang-orang berusia lebih dari usia anak SMA. Peserta paling banyak justru kelahiran 1996 sampai 1998.

Para peserta muda ini pula yang menurut Johanes menjadi kendala saat ini sepanjang kariernya mengelola PKBM.

"Anak-anak muda ini agak-agak kurang termotifasi, mungkin kesadarannya masih jauh. Malah yang tua yang gampang diatur," ucapnya.

Johanes mengatakan, untuk yang belum mengikuti ujian Paket C agar melaksanakannya karena persyaratannya gampang dan biayanya murah.

"Fotokopi ijazah terakhir, pasfoto terbaru dan biayanya partisipasi, sukarela. Partisipasi itu tidak ada penentuan berapa-berapa," kata Johanes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com