Akibat tanah ambles, sebanyak 16 rumah milik warga sekitar lokasi bencana menjadi retak-retak. Sementara tanaman dan pepohonan yang ada di atas tanah ambles rusak dan tumbang.
Ahmad Subhan, warga setempat mengatakan, kejadian tanah ambles itu baru kali terjadi di desanya. Saat kejadian Rabu malam kemarin, ia sempat mendengar suara gemuruh yang menyeramkan.
“Warga mengira waktu kejadian seperti akan kiamat. Kemudian tembok rumah warga retak-retak dan warga berhamburan keluar rumah,” ungkap Subhan, Kamis (30/1/2014).
Kini, warga setempat mengaku ketakutan jika peristiwa itu terjadi lagi. Rumah yang sudah retak-retak dikhawatirkan akan roboh dan menelan korban jiwa. Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah saudara-saudaranya untuk menghindari ambruknya rumah mereka.
“Rumah saya tembok belakangnya sudah retak sejengkal. Kalau hujan deras lagi saya khawatir tanahnya ambles lagi dan rumah saya ikut roboh,” kata Sudaili, pemilik rumah yang sudah retak.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Sutrisno menjelaskan, fenomena tanah ambles di Pasongsongan itu masih akan dikaji penyebabnya. Namun untuk sementara waktu, warga yang rumahnya sudah retak diminta mengungsi dulu karena khawatir ada ambles susulan.
"Kami sedang mengusahakan bantuan untuk para korban. Apalagi padi mereka rusak setelah tanahnya ambles. Yang penting jiwa mereka dulu diselamatkan,” ungkap Sutrisno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.