"Walaupun ada upaya sabotase politik, kita tatap akan maju. Andaikata tidak ada sabotase politik, mungkin kita akan lancar-lancar saja. Namun, karena ada permainan yang tidak fair, sehingga kita masih terhalang," kata Khoffifah dalam pidatonya, saat menghadiri acara Harlah Muslimat NU ke-67 dan Hari Anak Nasional ke-23 di Kabupaten Malang, Senin (24/6/2013).
Hingga saat ini, KPU Jatim, masih belum memutuskan pasangan Khoffifah-Herman sebagai Cagub-Cawagub Jatim. Alasannya, jumlah dukungan partai yang dimiliki dinilai belum memenuhi batas minimal, yaitu 15 persen.
PKB yang menjadi pendukung utama, tidak memiliki jumlah suara minimal. Sehingga, harus berkoalisi dengan partai lain.
Ada dua partai yang pecah kepengurusannya dan di antara mereka mencabut dukungan untuk Khoffifah-Herman, yaitu Partai Kedaulatan dan PPNUI. Menurut Khofifah, perpecahan kepengurusan di dua partai itu, jelas karena ada sabotase politik.
"Trik itu, jelas dilakukan oleh pasangan Cagub-Cawagub lainnya. Para kompetitor jelas tidak fair," katanya.
Namun, adanya sabotase politik dari lawan politiknya itu tak membuat Khofifah gentar. "Kita tetap maju. Karena Allah itu mahakuasa. Kita yakin akan kebesaran dan pertolongan Allah," katanya.
Khoffifah mengaku, akan terus melangkah untuk melakukan aktivitas dan pendekatan pada semua elemen masyarakat. Terutama pada warga Nahdliyin dan khususnya kader Muslimat NU di Jawa Timur. "Gugatan secara hukum, jalan terus. Insya Allah semuanya akan lancar dan sukses," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.