SUMBAWA, KOMPAS.com - Susi Wulandari (23) harus menelan pilu. Pasalnya istri dari Saifullah, warga Dusun Senawang A, Desa Senawang, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak harus ditandu warga menuju ke puskesmas terdekat lantaran perutnya sakit karena sang bayi sudah waktunya dilahirkan.
Namun karena rumahnya berada di desa terpencil yang sulit diakses mobil Puskesmas Keliling (Puskel) atau ambulans, warga terpaksa menggotongnya dengan bambu dan sarung menuju lokasi yang bisa diakses ambulans.
Perjalanan warga menandu Susi ditempuh dengan jarak 3 kilometer dalam waktu 1 jam untuk kemudian dibawa ke puskesmas Kecamatan Orong Telu yang berada di Desa Sebeok yang letaknya juga cukup jauh.
Baca juga: Warga Mamuju yang Ditandu Sejauh 17 Kilometer untuk Berobat Dinyatakan Meninggal Dunia
Video warga menggotong ibu hamil tersebut menyebar di media sosial Facebook.
Detik-detik Susi ditandu direkam dan dibagikan oleh akun Facebook Sri Yulia Pertiwi dengan caption, "Ya Allah mudakanlah....Mau ngeluh ntah sama siapa,demi persalinan aman kami rela pasien kami tandu. #bidanhebat#berharap AKI AKB NOL#Para penguasa sumbangkanlah ambulan buat kami...????????????????" ramai dikomentari warga net.
Dalam percakapan warganet di kolom komentar terungkap bahwa yang bersangkutan tidak bisa dibawa dengan sepeda motor lantaran kondisi jalan yang buruk. Kebetulan pada saat yang sama ambulans puskesmas setempat sedang rusak.
Akun Sri Yulia Pertiwi juga menuliskan di kolom komentar bahwa untuk membawa pasien dari daerah sulit akses memang begitu, terutama dari Desa Mungkin, Kecamatan Orong Telu yang akses jalannya tak kalah buruk dari Senawang.
Peristiwa ini bukan pertama kali terjadi tetapi sudah berulangkali. Pasalnya, akses jalan di Kecamatan Orong Telu yang buruk menyebabkan mobil ambulans puskesmas keliling tidak bisa menjangkau pasien.
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Orong Telu, Denny Pranata, membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, ibu hamil yang akan melahirkan di bawah ke Puskesmas dengan tandu berupa kain dan sarung pada Jumat (29/3/2024),” kata Denny saat dikonfirmasi, Senin (1/4/2024).
Menurutnya, warga terpaksa menggotong ibu hamil yang akan melahirkan menggunakan tandu kain sarung karena akses jalan yang buruk saat musim hujan seperti ini.
“Karena jalan rusak parah, berbatu dan melewati sungai hingga mobil Puskel tidak bisa jemput pasien sampai sana,” sebutnya.
“Jadi pasien ditandu ke lokasi yang bisa diakses Puskel, warga berjalan sampai satu jam,” imbuhnya.
Setelah sampai di jalan raya baru dijemput puskel dan di bawah ke puskesmas terlebih dahulu untuk dapat penanganan medis.
“Setelah dilakukan observasi, kondisi ibu tidak bisa ditangani di puskesmas dan harus dirujuk ke RSUD Sumbawa," jelasnya.