Salin Artikel

Jalan Rusak Parah, Ibu Hamil di Sumbawa Ditandu ke Puskesmas

Namun karena rumahnya berada di desa terpencil yang sulit diakses mobil Puskesmas Keliling (Puskel) atau ambulans, warga terpaksa menggotongnya dengan bambu dan sarung menuju lokasi yang bisa diakses ambulans.

Perjalanan warga menandu Susi ditempuh dengan jarak 3 kilometer dalam waktu 1 jam untuk kemudian dibawa ke puskesmas Kecamatan Orong Telu yang berada di Desa Sebeok yang letaknya juga cukup jauh.

Video warga menggotong ibu hamil tersebut menyebar di media sosial Facebook.

Detik-detik Susi ditandu direkam dan dibagikan oleh akun Facebook Sri Yulia Pertiwi dengan caption, "Ya Allah mudakanlah....Mau ngeluh ntah sama siapa,demi persalinan aman kami rela pasien kami tandu. #bidanhebat#berharap AKI AKB NOL#Para penguasa sumbangkanlah ambulan buat kami...????????????????" ramai dikomentari warga net.

Dalam percakapan warganet di kolom komentar terungkap bahwa yang bersangkutan tidak bisa dibawa dengan sepeda motor lantaran kondisi jalan yang buruk. Kebetulan pada saat yang sama ambulans puskesmas setempat sedang rusak.

Akun Sri Yulia Pertiwi juga menuliskan di kolom komentar bahwa untuk membawa pasien dari daerah sulit akses memang begitu, terutama dari Desa Mungkin, Kecamatan Orong Telu yang akses jalannya tak kalah buruk dari Senawang.

Peristiwa ini bukan pertama kali terjadi tetapi sudah berulangkali. Pasalnya, akses jalan di Kecamatan Orong Telu yang buruk menyebabkan mobil ambulans puskesmas keliling tidak bisa menjangkau pasien.

Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Orong Telu, Denny Pranata, membenarkan peristiwa tersebut.

“Benar, ibu hamil yang akan melahirkan di bawah ke Puskesmas dengan tandu berupa kain dan sarung pada Jumat (29/3/2024),” kata Denny saat dikonfirmasi, Senin (1/4/2024).

Menurutnya, warga terpaksa menggotong ibu hamil yang akan melahirkan menggunakan tandu kain sarung karena akses jalan yang buruk saat musim hujan seperti ini.

“Karena jalan rusak parah, berbatu dan melewati sungai hingga mobil Puskel tidak bisa jemput pasien sampai sana,” sebutnya.

“Jadi pasien ditandu ke lokasi yang bisa diakses Puskel, warga berjalan sampai satu jam,” imbuhnya.

Setelah sampai di jalan raya baru dijemput puskel dan di bawah ke puskesmas terlebih dahulu untuk dapat penanganan medis.

“Setelah dilakukan observasi, kondisi ibu tidak bisa ditangani di puskesmas dan harus dirujuk ke RSUD Sumbawa," jelasnya.

Dirut RSUD Sumbawa dr Nieta Ariyani yang dikonfirmasi membenarkan pasien sudah dirujuk ke RSUD Sumbawa.

“Benar, pasien sudah melahirkan pada Sabtu (30/3/2024) namun bayi meninggal dunia,” kata Nieta saat dikonfirmasi, Senin (1/4/2024).

Ia menyebut, sang anak mengalami asfiksia berat yaitu tidak bisa bernapas spontan.

Menurutnya, penyebab asfiksia secara garis besar ada dari faktor ibu, faktor janin dan faktor plasenta.

Lebih jauh ia menjelaskan, posisi anak dalam kandungan adalah oblig dan cairan ketuban cukup banyak keluar.

“Kalau perkiraan saya, bisa saja cairan ketuban terhirup oleh bayi atau masuk ke saluran pernafasan dalam proses persalinan sehingga mengganggu saluran nafas. Jadi ini salah satu penyebab bayi tidak bisa bernapas spontan," katanya.

"Ini yang bisa kami kaji dulu. Lebih lengkap akan disampaikan dokter spesialis kandungan. Saya liat tim Dikes tadi langsung lakukan koordinasi dengan RSUD untuk pengkajian kasus. Nanti lebih lengkap ditanyakan ke Dikes juga iya,” jelas Nieta.

Ia mengatakan pasien sudah bisa pulang ke rumahnya tadi siang setelah mendapat perawatan medis pasca-melahirkan.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/01/202722878/jalan-rusak-parah-ibu-hamil-di-sumbawa-ditandu-ke-puskesmas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke