Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ebatan Khas Sasak, Makanan Para Raja yang Paling Diburu Saat Berbuka

Kompas.com - 22/03/2024, 16:51 WIB
Fitri Rachmawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ebatan merupakan makanan khas suku Sasak di Lombok. Siapa sangka makanan yang merupakan warisan turun temurun para peracik bumbu (Ran), merupakan makanan para raja pada zamannya.

"Ini adalah makanan para raja di zamannya, kalau sekarang orang orang sebut makanan sultan, bukan karena mahal, tapi sulit dicari," kata Yaya Wardiah (53), peracik ebatan asal Karang Jangkong, Kamis (21/3/2024) di rumahnya.

Apa yang dikatakan Wardiah memang benar. Proses pembuatan makanan para raja ini tidak mudah.

Sebab, membutuhkan ketrampilan menakar bumbu yang pas sehingga rasanya tidak berubah dari resep turun temurun yang dipelajarinya sejak masih muda. 

Baca juga: 6 Pilihan Makanan Buka Puasa untuk Bersihkan Ginjal

Namun bagi Wardiah, semuanya terlihat mudah. Ia dengan gampang membuat Ebatan yang tidak semua orang mampu melakukannya, termasuk meracik bumbu atau ragi Sasak.

Ada lima jenis sayuran yang masing-masing mendapat perlakuan khusus untuk menjadi ebatan.

Pelengkap yang menjadi ciri khasnya adalah lawar atau daging cincang yang dicampur dengan cincangan kelapa muda.

Bagi Wardiah, tanpa lawar ebatan tidak akan sempurna memberikan cita rasa khas Sasak.

Lima jenis sayuran itu adalah daun kemangi dicampur dengan kecambah, kemudian perie atau pare yang direbus matang, terong bulat segar dipotong tipis direndam dengan air garam sebelum dibalur parutan kelapa dan bumbu kari yang nikmat.

Khas lainnya adalah pisang batu muda yang direbus dan dicincang serta daun belimbing muda.

Daun belimbing, menurut Wardiah, sangat pas untuk ebatan karena selain rasanya khas daun ini bisa menetralisir campuran bumbu dan parutan kelapa yang ditakutkan penderita hipertensi ( darah tinggi).

Daun belimbing muda ini sangat pas untuk kesehatan, salad ala suku Sasak yang menyehatkan.

Semua jenis sayuran itu, satu per satu dicampurkan dengan parutan kelapa yang disangrai kemudian dikukus agar awet dan tidak cepat basi.

Tak hanya itu, bumbu spesial racikan Wardiah akan membuat rasa ebatan menjadi lebih tajam dan nikmat di lidah.

Baca juga: Makanan Buka Puasa untuk Penderita Asam Lambung

Catatannya, bumbu setiap jenis sayuran tersebut berbeda, tentu dengan sentuhan daun bawang, garam dan sedikit gula sebagai pengganti micin.

"Insyaallah ebatan yang kami buat sehat dan tentu saja memiliki nilai sejarah yang luar biasa ya, apalagi tiap proses harus dilakukan dengan doa dan zikir," kata Ibu tiga orang anak ini.

Kerumitan dalam proses pembuatannya itulah yang menyebabkan ebatan ini layak disebut sebagai makanan para raja.

"Tidak hanya rumit, tapi rasa yang hadir dalam ebatan inilah yang membuat makanan ini istimewa dan di zaman kerajaan dulu, paling ditunggu."

"Jika ebatan tak ada dalam sebuah jamuan makan para raja, mereka tidak akan berkenan makan, itu menurut cerita turun temurun leluhur kami," katanya penuh semangat.

Wardiah mengatakan bahwa cerita turun temurun tentang Lingkungan Karang Jangkong, Kecamatan Cakranegara memiliki sejarah tersendiri, ketika Lombok dikuasai Raja Bali.

Seorang Raja Bali di wilayah kekuasaan Kerajaan Cakranegara, bernama Ana Agung Gede Ngurah Karang Asem menikah dengan Dende Aminah yang beragama muslim.

Raja tersebut dikabarkan masuk Islam setelah menikahi gadis Sasak tersebut dan yang tersebar cerita turun temurun sang raja selalu menyantap lauk berupa ebatan.

Hidangan itu wajib ada di meja makannya. Jika tidak, sang raja tidak berselera makan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com