Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ebatan Khas Sasak, Makanan Para Raja yang Paling Diburu Saat Berbuka

Kompas.com - 22/03/2024, 16:51 WIB
Fitri Rachmawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Karang Jangkong berada di tengah-tengah pusat pemerintahan Raja Bali tahun 1800-an.

Ketika itu, hampir seluruh warganya memiliki keahlian memenuhi kebutuhan para raja, mulai dari ahli masak, ahli menghias raja dan keluarganya, hingga menjahit pakaian keluarga raja.

Baca juga: 6 Makanan Buka Puasa untuk Penderita Asam Urat

Sampai sekarang, kata Wardiah, warga Karang Jangkong termasuk dirinya diberikan kemampuan tersebut.

Ia bisa memasak, menghias pengantin dan suaminya, Suhardi (54), jago menjahit karena terlahir dari keluarga penjahit di Lingkungan Karang Jangkong.

"Semua lengkap di kampung ini, berkah yang diberikan Tuhan ya, sampai sekarang kampung ini memiliki ciri tersendiri."

"Semua kreatif, sehingga cara bertahan hidup warga di sini sangat bagus, apalagi ketika covid-19, kami bisa melaluinya dengan baik," katanya. 

Belajar dari mendiang Papuk Mustika

Ebatan khas Sasak di Karang Jangkong tidak bisa terlepas dari peranan para pendahulu mereka.

Wardiah mengisahkan bahwa awal mula ebatan dikenal banyak orang dari racikan Run (peracik masakan) bernama Papuk Ikoq atau Papuk Mustika.

Papuk Mustik yang mengawali membuat ebatan dan langsung membuat siapa pun jatuh cinta dengan rasanya.

Kemampuan Run bernama Mustika ini diturunkan pada anak perempuannya bernama Hj Esah (80).

Terakhir Esah berjualan ebatan tahun 2015, setelah itu Esah istirahat karena berusia lanjut. Anak-anak kandungnya tak ada yang meneruskan.

Wardiah yang belajar dari membantu Esah berjualan, kini menyerap ilmu Esah dengan baik dan melanjutkan usaha turun temurun di kampung itu.

Baca juga: 12 Makanan Buka Puasa untuk Penderita Penyakit Ginjal

"Saya ini keponakannya, mungkin yang paling disayang ya, karena racikan ebatan dari Papuk Mustika turun ke Hj Esah kini turun ke saya."

"Alhamdulillah sekali ya," katanya penuh syukur sambil menyiapkan racikan ebatan sebelum dibawa ke lapak yang buka setiap hari di depan gang Jl Anggrek Karang Jangkong, yang dikenal sebagai kampung kuliner di Kota Mataram.

Hidangan istimewa saat pesta

Yaya Wardiah (53), seorang Ran atau peracik ebatan, makanan khas Sasak, yang tergolong langka dan sulit didapat. Ebatan hanya ada saat bulan Ramadhan atau hari istimewa, seperti pesta pernikahan, khitanan dan begawe atau pesta kampung. Ebatan dikenal sebagai makanan para raja di zamannya.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI S.SOS Yaya Wardiah (53), seorang Ran atau peracik ebatan, makanan khas Sasak, yang tergolong langka dan sulit didapat. Ebatan hanya ada saat bulan Ramadhan atau hari istimewa, seperti pesta pernikahan, khitanan dan begawe atau pesta kampung. Ebatan dikenal sebagai makanan para raja di zamannya.

Sebuah pesta atau begawe belum sempurna jika tak ada ebatan dalam hidangan.

Pemerhati Budaya Lombok, H Safwan AR, menjelaskan bahwa ebatan menunjukkan kelas sebuah pesta.

"Istilahnya kalau ngebat (ada hidangan ebatan) itu artinya pestanya besar, kalau tidak ada ebatan pestanya biasa biasa saja," kata Safwan kepada Kompas.com, Jumat (22/3/2024).

Dalam proses membuat ebatan tidak boleh sembarangan. Harus dilakukan oleh seorang Ran atau Peracik bumbu atau kepala juru masak. 

"Kalaupun bukan juru masak yang melakukan harus diawasi oleh kepala juru masak atau Ran, jadi tidak bisa sembarang orang, karena ini makanan istimewa dan yang membuatnya harus memiliki keseriusan dan kesabaran yang tinggi," kata Safwan.

Ebatan khas Sasak ada beragam, yang paling tinggi tingkatannya selain beragam jenis sayuran, yang paling utama harus ada daun belimbing, lawar dan cokot.

Cokot inilah yang jarang ditemui karena terdiri dari daging kualitas baik dan jeroan seperti hati dan paru-paru sapi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com