AMBON, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono baru saja mengunggah cuitan pada akun X (sebelimnya Twitter) mengenai gempa Ambon 41 tahun lalu.
Dia membuka postingan dengan tulisan "Melawan Lupa".
Tepat pada 12 Maret 1983, terjadi gempa magnitude 6,7 yang memicu tsunami setinggi 3 meter. Beruntung bencana tersebut tidak menelan korban jiwa satupun.
Baca juga: Seorang Oknum Guru SMA di Ambon Ditangkap karena Hamili Siswinya
Menanggapi hal itu Kepala Stasiun Geofisika (Stageof) Kelas I Ambon, Djati Cipto Kuncoro, menyatakan cuitan itu sebagai alaram bagi warga Kota Ambon.
“Kalau saya lihat cuitan Pak Daryono itu tidak jauh beda dengan tsunami di Aceh ya. Dalam artian agar masyarakat tidak lupa, dan tahu kalau kita itu tinggal di wilayah, daerah negara yang rawan akan bencana gempa bumi,” jelas Djati saat dikontak kompascom melalui telepon Rabu sore (13/3/2024).
Menurutnya, masyarakat perlu tahu dan menyadari kalau bencana bisa saja terjadi. Apalagi Kota Ambon termasuk dalam wilayah yang sangat potensial akan bencana gempa bumi.
Kejadian 12 Maret 1983 itu bukanlah yang pertama dirasakan warga Kota Ambon. Djati menjelaskan, pada tahun 1950an pernah terjadi gempa disusul tsunami yang menimpa dua negeri di Kota Ambon.
Warga Ambon menyebutnya dengan peristiwa tana goyang atau air turun naik yang terjadi di Negeri Galala dan Hative Kecil.
“Gempa itu bukanlah pertama kali di Ambon. Masyarakat boleh takut, asal harus paham bahwasannya gempa dan tsunami pasti akan ada. Yang bisa kita hindari adalah risikonya,” tegasnya.
Tahun ini BMKG Ambon akan meneruskan sekolah kebencanaan di dua negeri tersebut. tujuannya untuk ters melatih kesiagaan terhadap bencana tsunami.
Baca juga: Menghamili Muridnya, Guru SMA di Kota Ambon Ditahan Polisi
Bahkan pada Agustus 2023 Negeri Galala dan Hative Kecil mendapat penghargaan tingkat nasional dari BMKG Tsunami Ready Community yang telah diakui UNESCO-IOC.
Djati mengingatkan agar warga Kota Ambon lebih mawas dan paham cara mengurangi risiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.