UNGARAN, KOMPAS.com - Menjamurnya kedai kopi di berbagai kota, ternyata membuat produsen gula aren kecipratan untung. Diketahui, kopi gula aren menjadi salah satu menu favorit anak muda yang biasa nongkrong di kedai kopi.
Tak ayal, kondisi ini pun berpengaruh pada produksi gula aren sebagai campuran pembuatan kopi.
Eko Kadarsih, warga RT 001 RW 001 Gang Gula Aren, Dusun Kemambang, Desa Kemambang, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang mengatakan, dirinya mulai membuat gula aren cair sejak dua tahun lalu.
Baca juga: Cerita Alfi dari Warung Kopi, Direndahkan Atasan, hingga Bangun Bisnis Teknologi
"Sejak banyak kedai kopi, mulai membuat gula aren yang cair. Tapi sistemnya masih pesanan, karena belum ada pengepul atau distributor yang pesan ke sini," ujarnya, Jumat (8/3/2024).
Dia mengakui, membuat gula aren cair lebih menguntungkan. Untuk kemasan 250 mililiter, dijual seharga Rp 12.500.
"Lebih menguntungkan karena proses pembuatannya lebih cepat dibanding gula aren yang biasa, sehingga bahan bakar dan tenaga tidak terlalu terforsir," kata Eko.
"Gula aren cair kita kemas dengan botol, karena memang untuk campuran minuman. Itu daya tahannya sampai satu bulan karena murni aren, tidak pakai campuran sama sekali. Kalau pemesan kebanyakan dari Kabupaten-Kota Semarang dan Salatiga. Masih di sekitaran sini," ungkapnya.
Eko merupakan pembuat gula aren tradisional. Dia bertugas memasak nira, serta mengolahnya menjadi gula aren. Sementara suaminya, Jumanto, menderes nira sehari dua kali yakni pagi dan sore.
Mereka telah menjalani pekerjaan tersebut kurang lebih selama 15 tahun, pekerjaan turunan dari orangtua.
"Di Kemambang ini banyak yang bekerja jadi pembuat gula aren. Di RT saya saja ada lima orang, tapi yang membuat gula aren cair cuma saya," kata Eko.
Meski mengaku gula aren cair buatannya banyak diminati, namun Eko tetap menjadikan gula aren biasa menjadi produk utama. Sebabnya, sudah ada langganan yang setiap hari mengambil ke rumahnya.
"Kalau produksi banyak, setiap hari kisaran 10 sampai 12 kilogram. Tapi kalau niranya sedikit, minim tiga kilogram," ungkapnya.
Harga gula aren saat ini Rp 20.000 per kilogram.
"Berapa pun produksinya, pasti diambil pembeli. Karena memang banyak yang membutuhkan untuk masak dan keperluan lain," paparnya.
Menurut Eko, proses pembuatan gula aren cukup lama. Setelah nira dideres oleh suaminya, selanjutnya dimasak dengan bahan bakar kayu selama kurang lebih enam jam.