Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Harga Elpiji di Sumbawa Tembus Rp 27.000

Kompas.com - 08/03/2024, 07:09 WIB
Susi Gustiana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang Ramadhan, harga elpiji 3 kg di sejumlah tempat di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) merangkak naik. Kenaikan harga tersebut bervariasi, mulai Rp 20.000 hingga Rp 27.000 per tabung.

Kabag Perekonomian Setda Sumbawa, Khaeruddin yang dikonfirmasi membenarkan adanya kenaikan itu.

Dikatakan, sesuai hasil rapat dengan SBM Pertamina Badas dan semua agen, jika berkaca pada tren 2023 ada siklus permintaan yang meningkat.

Hal ini terjadi menjelang hari besar keagamaan dan musim tanam. Sementara kuota tidak ada peningkatan. Hal ini terjadi secara nasional.

Baca juga: Polisi Tangkap Enam Pengoplos Elpiji di Sidoarjo, Temukan Ratusan Tabung Gas

"Berdasarkan laporan tahunan kita, tidak ada desakan permintaan untuk penambahan kuota. Berati masih dalam tatanan normal," kata Khaeruddin, Jumat (8/3/2024).

Disebutkan, menjelang hari besar keagamaan, Ramadhan dan musim tanam pasti ada peningkatan penggunaan elpiji.

“Apalagi saat ini masuknya bulan Ramadhan, hari raya Nyepi dan musim tanam terjadi bersamaan,” sebutnya.

Selain dalam Ramadhan dan hari raya Nyepi, saat ini elpiji juga digunakan oleh petani untuk mesin pompa air yang dikonversi dari BBM ke elpiji.

Hal ini diperbolehkan, karena dalam aturan penggunaan elpiji dihajatkan untuk UMKM, petani dan nelayan.

"Seperti yang kita ketahui, memasuki Ramadhan penggunaan elpiji akan meningkat. Jadi ini yang kita hadapi," imbuhnya.

Kenaikan ini akan berlangsung selama Ramadhan. Hal ini diketahui berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dan grafik data yang telah disusun.

Baca juga: Subsidi BBM dan Elpiji Dipangkas Pun Dinilai Belum Cukup Penuhi Program Makan Siang Gratis

Menurutnya, akibat tingginya permintaan, para penjual menaikkan harga elpiji. Terkait hal ini, pihaknya segera melakukan sidak ke lapangan bersama SBM Pertamina Badas untuk mengetahui perkembangan di lapangan.

Dijelaskan, biasanya distributor bekerja sama dengan pengecer. Sesuai ketentuan, 20 persen dari jatah distributor bisa dijual ke pengecer.

Harga jual elpiji di titik pengecer sesuai dengan HET, yakni Rp 18.500 per tabung. Biasanya harga jual dinaikkan di tingkat pengecer yang tidak resmi.

Sebab, hal ini berkaitan dengan biaya transportasi. Karena itu, jika ditemukan pangkalan resmi yang menaikan harga, diusulkan untuk dicabut izinnya.

"Banyak yang minta untuk jadi pangkalan resmi. Namun, kemungkinannya masih tertutup karena keterbatasan kuota," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com