Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Jejak NH Dini Lewat "Dini, Kita, dan Nanti"

Kompas.com - 01/03/2024, 23:12 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Novelis asal Semarang, Nurhayati Srihardini atau NH Dini merupakan salah satu sastrawan legenda Indonesia. 

Karya-karya NH Dini membawa berbagai jenis cerita. Mulai dari cinta, kebebasan, kritik sosial, dan kehidupan perempuan yang mewarnai wajah sastra di Indonesia.

Sayangnya, nama NH Dini masih terdengar asing bagi sebagian warga Semarang, khususnya anak-anak muda.

Manajer Collabox Creative Hub, Gemma Tedjokusumo, ingin mengenalkan sosok NH Dini dalam rangkaian pagelaran 'Dini, Kita, dan Nanti'.

Baca juga: Batik dan Aksesoris IKM Binaan Dekranasda Kabupaten Kediri Meriahkan Pameran Inacraft 2024

Dirinya menyebut, pagelaran 'Dini, Kita dan Nanti' memiliki beragam rangkaian. Salah satunya, pameran seni yang memajang karya-karya NH Dini.

Tentunya, hal ini bertujuan untuk mengenalkan kembali sosok NH dini kepada masyarakat Semarang, terlebih anak muda.

"Generasi saya banyak tidak tahu NH Dini itu siapa. Setelah kita pelajari, ternyata keren banget. Perempuan asli Semarang yang terkenal di luar negeri, tapi tidak banyak dikenal di sini. Jadi kita ingin mengenalkan NH Dini ke anak-anak zaman sekarang," ucap Gemma kepada KOMPAS.com, Jumat (1/3/2024).

Belasan arsip dan tulisan NH Dini tampak menggantung di Collabox Creative Hub yang terletak di Jalan Indrapasta, Pendrikan Kidul, Kota Semarang. Dis  ampingnya, diputar pula film dokumenter tentang NH Dini yang diceritakan oleh sahabat dan orang-orang terdekatnya.

Selain arsip atau draf tulisan, ada pula cuplikan foto masa lalu, potongan koran tentang NH Dini, lukisan, dan juga rajutan kain hasil tangan NH Dini.

"Sementara ini di sini ada 12 lukisan asli NH Dini, ada letter, draft, dan foto-foto. Oh ada film dokumenter juga tentang NH Dini yang diproduksi oleh Sure Pictures," ucap Gemma.

Bagi Gemma, NH Dini merupakan sosok perempuan yang memiliki banyak kelebihan. Selain mempunyai keberanian tinggi, NH Dini dipandang sebagai perempuan pembawa perubahan.

"Orang yang berani melawan arus, berani mrnjadi individual yang unik dan melakukan perubahan yang drastis. Misal topik gender equality yang dulunya tidak banyak dibahas," ucap Gemma.

Dengan demikian, Gemma berharap, anak-anak muda zaman sekarang bisa meneladani sosok NH Dini dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Batik dan Aksesoris IKM Binaan Dekranasda Kabupaten Kediri Meriahkan Pameran Inacraft 2024

"Itu menunjukkan, bahwa untuk menjadi keren seperti NH Dini, kita harus box bracking. Artinya lebih percaya dan berani meraih mimpi. Dan kalaupun sudah melalang buana ke negara-negara, jangan lah lupa dengan Semarang," pungkas Gemma.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Joshua, mengaku, baru mendengar nama NH Dini beberapa waktu belakangan. Dirinya menyebut, novelis NH Dini memang satu tokoh asal Semarang yang patut diteladani oleh anak-anak muda sepertinya.

"Ternyata banyak banget karya-karyanya. Salah satu alasan untuk bangga jadi orang Indonesia, apalagi orang Semarang. Sangat menginspirasi," ucap Joshua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com