KOMPAS.com - Para siswa SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Selatan mendapatkan tugas sekolah untuk mencatat hasil penghitungan suara di TPS di sekitaran lingkungan rumahnya masing-masing.
Beberapa wali murid pun menyuarakan protesnya terkait tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.
Wali murid menganggap tugas yang diberikan sangat tidak masuk akal, apalagi rekapitulasi hingga dini hari.
"Masak disuruh buat berapa hasil penghitungan suara dari Presiden, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi sampai DPRD Kabupaten. Percis macam petugas KPPS dan saksi TPS mereka. Rekapitulasi itu kan sampai malam bahkan dini hari," ujar Sidik salah satu orang tua murid Rabu, (14/2/2024.
"Udah nggak masuk akal ngasih tugas anak-anak SMP seperti ini," tambah dia.
Baca juga: Orang Rimba yang Ikut Pemilu Tersesat di Kertas Suara
Ia menjelaskan setiap peserta didik diberikan satu lembar kerja oleh pihak sekolah.
Lembar kerja itu ditandatangani oleh Kepala SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Elfian Lubis. Tulisan paling atas kertas tertera daftar nama siswa, kelasnya, TPS dan alamat lengkap.
Tertulis dari kata pengantar tujuan dilakukannya tugas ini agar peserta didik dapat memahami makna demokrasi.
Selain itu peserta didik diharapkan dapat memahami dan menjelaskan proses pemilu.
"Sekolah lain nggak ada kayak gini. Kalau tugas anak SMA mungkin masih nggak berat ini. Disuruh lagi minta tanda tangan KPPS. Jadi kalau subuh selesainya apa harus sampai subuh juga anak-anak kita menunggu di TPS," kata Siddik.
Baca juga: Pemilu 2024 di IKN, Warga: Suara Kami Diminta, tapi Tidak Pernah Didengarkan
Kepala SMP Negeri 1 Lubuk Pakam, Elfian Lubis yang dikonfirmasi membenarkan tugas kepada anak didiknya ini.
Ia menjelaskan bahwa siswa kelas VII sampai IX diberikan tugas yang sama. Menurutnya tugas ini hanya inisiatif dari sekolahnya saja.
"Bukan disuruh nungguin penghitungan tapi berapa hasil penghitungan. Kan bisa tanya sama petugas atau ketua KPPS nya saja. Kemarin sudah kita sampaikan nggak sampai habis diamati. Nggaklah Ditunggu sampai sepanjang hari," ucap Elfian.
Elfian mengaku kalau anak-anak ditugaskan untuk mengamati TPS terdekat.
Baca juga: Soal Pemilu 2024, Menag: Perbedaan Tidak Perlu Lagi Dipertentangkan
Namun bukan berarti dari dibukanya TPS sampai ditutupnya TPS, anak didik tidak bergerak dari lokasi.
Disebut anak-anak bisa melihat pada saat momen ada hasil penghitungan di plano.
"Bisa besok dilihat dan pagi. Kan ada ketua KPPS bisa ditanya. Bisa juga dihubungi dan minta tandatangannya biar ada bukti anak itu memang mantau pemilu di TPS. Tujuannya seperti yang ada di pengantar (lembar kerja)," kata dia.
"Kalau bisa hasilnya dikumpulkan Jumat pagi atau sabtu. Ini tugas sekolah melalui Mata Pelajaran PKN," kata Elfian.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Heboh Siswa SMP Diberi Tugas Catat Hasil Penghitungan Suara di TPS Saat Pemilu, Wali Murid Protes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.