KOMPAS.com - Indonesia menyimpan keindahan alam yang memukau termasuk sederet danau eksotis, yang salah satunya dikenal dengan nama Danau Gunung Tujuh.
Tersembunyi di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), lokasi Danau Gunung Tujuh masuk ke dalam wilayah Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Baca juga: Mengenal Danau Matano, Danau Terdalam di Asia Tenggara dan Cerita Goa Tengkorak
Dilansir dari laman Taman Nasional Kerinci Seblat, Danau Gunung Tujuh adalah sebuah danau kaldera yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi pada masa lampau.
Kaldera tersebut kemudian terisi oleh air hujan sehingga membentuk sebuah danau.
Baca juga: Danau Sentarum, Danau Terbesar di Kalimantan Barat yang Memiliki Dua Wajah
Luas Danau Gunung Tujuh mencapai 960 hektare dengan panjang berkisar 4,5 km dan lebar 3 km.
Danau Gunung Tujuh terletak pada ketinggian 1.996 m dpl, sehingga tidak heran jika danau ini masuk ke dalam jajaran danau tertinggi di Indonesia.
Bahkan ada yang menyebut bahwa danau ini menjadi danau tertinggi di Asia Tenggara.
Baca juga: Danau Diatas dan Danau Dibawah, Pesona Danau Kembar di Sumatera Barat
Lokasinya yang berada di ketinggian membuat danau ini juga terlihat asri dan sejuk karena kerap ditutupi kabut dengan suhu rata-rata 17 derajat celcius.
Danau Gunung Tujuh tidak hanya memiliki pesona alam yang memukau, namun juga menyimpan keunikan tersendiri.
Keunikan pertama ini terletak pada namanya, karena danau ini memang dikelilingi oleh tujuh gunung.
Ketujuh gunung yang mengelilingi danau ini yaitu Gunung Hulu Tebo, Gunung Hulu Sangir, Gunung Madura Besi, Gunung Lumut, Gunung Selasih, Gunung Jar Panggang, dan Gunung Tujuh.
Letak danau yang dikelilingi gunung ini ternyata membuat air di danau tidak pernah kering. Hal ini karena pada beberapa gunung terdapat sumber air yang mengalir dan mengisi danau.
Danau Gunung Tujuh juga mengaliri beberapa sungai di Jambi, salah satu alirannya bermuarĵa di Sungai Batanghari.
Selain itu, keunikan lain dari Danau Gunung Tujuh terletak pada sebutan Danau Sakti yang disematkan oleh masyarakat Kerinci.
Sebutan ini ternyata dikaitkan dengan kondisi air danau yang selalu terlihat bersih meski di pinggiran danau terdapat banyak pohon tumbang.