KOMPAS.com - Nasi oyek adalah makanan tradisional asal daerah Jawa yang terbuat dari singkong.
Karena memiliki kesamaan bahan baku, tidak jarang di beberapa daerah sajian nasi oyek disebut serupa dengan sajian tiwul.
Baca juga: Nasi Jangkrik, Kuliner Kegemaran Sunan Kudus
Nasi Oyek biasanya disajikan di atas pincuk daun pisang dengan taburan kelapa parut yang ditambahi garam atau diberi bumbu rempah, atau juga bersama lauk tradisional seperti wader atau pecel.
Sajian nasi oyek sempat dianggap sebagai panganan yang disajikan pada masa susah, seperti saat beras sedang langka karena paceklik atau harganya tidak terjangkau.
Saat ini nasi oyek sudah naik kelas, dengan dijual di berbagai situs toko daring, bahkan menjadi salah satu kuliner tradisional yang diburu penikmat jajanan jadul.
Baca juga: 10 Nasi Khas Jawa Timur yang Rasanya Bikin Kangen Rumah
Nasi oyek yang sudah dikemas secara modern banyak dijual di situs toko daring dengan nama nasi singkong atau beras singkong.
Kepopuleran produk kuliner ini cukup beralasan karena nasi oyek adalah karena produk pangan alternatif pengganti beras atau nasi sebagai makanan pokok sehari-hari.
Baca juga: Mengenal Putu, Makanan Khas Lembata Pengganti Nasi di Masa Sulit
Dilansir dari laman indonesia.go.id, sebenarnya tidak diketahui pasti kapan pertama kali nasi oyek ditemukan dan dikonsumsi.
Namun dalam beberapa literasi kuliner tradisional, disebutkan bahwa nasi oyek mulanya berkembang di daerah Kebumen, Cilacap, dan Banyumas di Jawa Tengah.
Namun yang pasti, nasi oyek pernah menjadi makanan pokok pengganti nasi beras di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kondisi sulit yang dihadapi saat itu membuat rakyat kesulitan untuk mendapatkan beras sebagai makanan pokok sehari-hari karena harganya yang sangat mahal dan persediaan yang juga langka.
Singkong pun kemudian dilirik sebagai bahan makanan pokok pengganti nasi karena tanaman ini mudah ditemukan di pekarangan dan kebun.
Singkong yang dijadikan makanan pokok diolah menjadi ragam jenis panganan, salah satunya diolah menjadi nasi oyek.
Nasi oyek juga muncul dalam kisah perjuangan Jendral Soedirman ketika menjalankan taktik perang gerilya untuk menghadapi agresi militer Belanda antara tahun 1948-1949.
Hal ini dikisahkan oleh Abu Arifin, Ajudan II Jenderal Soedirman, dalam buku Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman: Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia; Kisah Seorang Pengawal.