BORONG, KOMPAS.com- "Bagi saya bermain keyboard seperti napas kehidupan..."
Kata-kata tersebut diucapkan oleh Yohanes Rongga (29), penyandang disabilitas yang kini mengajarkan alat musik keyboard pada anak-anak dan warga di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Kisah Yuli Yanika Bangun SD Inklusi, Menyemai Kesetaraan Pendidikan bagi Anak Disabilitas
Saat ditemui oleh Kompas.com di rumahnya, perkampungan Peot, Kelurahan Peot, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT, Yohanes mengungkap rasa syukurnya.
Meski penglihatannya tak sempurna, Yohanes sangat mahir bermain alat musik keyboard.
"Saat ini saya memakai alat musik keyboard untuk mendapatkan penghasilan selain gaji dari sekolah (sebagai pengajar)," jelas Yohanes, Minggu (5/11/2023).
Yohanes adalah salah satu pemain musik yang cukup dikenal asal Manggarai, NTT.
Jho Rongga, demikian dia biasa disapa, merupakan pria asal Kenda, Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, NTT.
Sejak berusia tiga tahun Jho tidak dapat melihat dengan sempurna. Saat itu, lanjutnya, mata Jho kecil tiba-tiba berair sepulang dari kebun.
"Ada upaya dari keluarga saat itu memberikan pengobatan secara tradisional," katanya.
Baca juga: Pemerkosaan Anak Disabilitas di Palembang Terbongkar dari Kecurigaan Pendamping
Anak dari pasangan Kornelis Sabat dan Veronika Gasim ini mengaku, sebulan setelah itu, dirinya sempat diperiksa oleh dokter di Puskesmas Watu Alo.
Namun, mata kanannya tetap tidak bisa melihat sama sekali. Sedangkan mata kiri Jho hanya dapat melihat cahaya.
Jho mengisahkan, seorang suster dari Kota Ruteng meninjau Kampung Kenda. Dia masih ingat, saat itu suster tersebut memintanya menimba ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni Ruteng.
Menurut Jho, dia tidak bisa masuk ke Sekolah Dasar lantaran tidak ada sumber daya untuk mendidik anak-anak disabilitas.
Di sekolah tersebut, Yohanes belajar membaca huruf braile. Di tengah dunianya yang gelap, Jho mulai belajar mengenal musik dari SLB.