KOMPAS.com - Kementerian kesehatan melalui RSUP Dr Jacob Bernardus Sitanala soroti nama besar pahlawan kesehatan Dr JB Sitanala yang berkesan redup di tempat asalnya, Maluku.
Hal itu diungkapkan Direktur RSUP Dr Jacob Bernardus Sitanala, dr Afrizal Hasan MKM dalam sambutannya saat tradisi tabur bunga jelang peringatan hari kesehatan nasional (HKN) pada 12 November 2023 di Ambon.
“Kami bangga bisa datang dan tabur bunga hormati pahlawan kesehatan. Dari Jakarta ke sini ingin ucapkan terima kasih terhadap dokter karena jasa beliau itulah kita bebas kusta."
Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Pemkab Lamongan Serahkan Ambulans untuk 15 Desa
"Nama beliau di negeri orang cukup besar tapi tidak di negeri sendiri,” sentil Direktur RSUP Dr Sitanala Tangerang dr Afrizal Hasan MKM.
Ia mengatakan itu usai tabur bunga di makam yang terletak di pekarangan keluarga Sitanala di Negeri Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Pulau Ambon, Kamis (2/11/2023).
Direktur rumah sakit datang bersama para staf dan tenaga kesehatan ke Maluku untuk memberikan penghormatan dan bentuk terima kasih atas jasa dokter Sitanala sebagai dokter ahli penyakit kusta pertama di Indonesia.
Tradisi tabur bunga itu berlangsung sejak pagi dan melibatkan tenaga kesehatan RSUP Dr JB Sitanala, RSUP Dr Johannes Leimena, puskesmas Suli Maluku Tengah, perangkat negeri dan terutama keluarga besar dokter Sitanala.
Jasa dokter dan guru besar kusta itu tak bisa dianggap sederhana. Bahkan dalam pembacaan riwayat diketahui Sitanala berperan penting dalam merintis kemerdekaan RI.
Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Terawan: Terima Kasih kepada Jajaran Petugas Kesehatan
“Beliau ini putra daerah pahlawan kesehatan nasional. Ada rasa tenang begitu kami bisa temukan makam beliau melalui bantuan pihak keluarga dan bisa tabur bunga di makam beliau,” ungkap Hasan.
Dia meyakini masih banyak orang Maluku yang belum sepenuhnya mengenal siapa itu dokter Sitanala dan seperti apa sumbangsihnya untuk Indonesia.
Untuk itu,mereka berencana membuat museum dokter Sitanala di RSUP Dr JB Sitanala yang dulunya bernama rumah sakit kusta itu.
Saat ini mereka dalam tahap mengumpulkan data dan informasi dari masa kecil, besar hingga jelang wafatnya dari pihak keluarga dan orang terdekat.
“Di rumah sakit patung beliau besar sekali, patung emas. Kalau di sini tidak bisa buat, nanti kami yang bawa dari Jakarta ke sini,” katanya yang menilai tak ada patung atau penanda dari sang pahlawan di negeri sendiri itu.
Jimmy Sitanala, salah satu keluarga yang turut hadir dalam acara nyekar pun mendukung rencana itu.
Baca juga: Sejarah Hari Kesehatan Nasional 12 November
Bahkan dirinya bersama keluarga turut membantu mengumpulkan data untuk mewujudkan museum kakeknya itu.
Terbesit harapan keluarga kepada pemerintah untuk dapat mengabadikan nama Dr JB Sitanala dalam bentuk buku riwayat hidup.
“Kalau bisa harapan kami dari keluarga di Maluku agar bisa membuat buku tentang dokter Sitanala,” ucap Jimmy dihadapan perwakilan Kemenkes RI dan pihak RSUP Dr JB Sitanala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.