Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buaya Pemangsa Hewan Ternak di Pulau Sebatik Berhasil Dijerat Warga, Dilepasliarkan di Sungai Perbatasan RI–Malaysia

Kompas.com - 13/10/2023, 15:13 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga Jalan PDAM RT 08 Desa Sei Pancang, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, akhirnya bisa bernapas lega setelah berhasil menjerat buaya pemangsa hewan ternak yang selama ini cukup meresahkan.

Buaya dengan panjang sekitar 2,5 meter tersebut kerap masuk areal persawahan warga dan memangsa bebek juga angsa yang selama ini dipelihara di petak sawahnya.

‘’Laporan buaya memangsa bebek, angsa, ayam, sering masuk ke Dinas Pemadam Kebakaran. Buaya tersebut, menghuni kawasan tambak yang sudah lama tidak diurus. Tapi kami tidak punya alat khusus untuk menangkap buaya,’’ujar Komandan Pleton Petugas Pemadam Kebakaran Sebatik Timur, Abdul Wahid, Jumat (13/10/2023).

Baca juga: BKSDA Kaltim Sarankan Pak Ambo Tidak Buat Konten Buaya Riska, Sempat Dilarang Ambil Video di Penangkaran Teritip

Petugas pemadam kebakaran kemudian menyarankan agar warga membuat perangkap, semacam jerat yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar tambak.

Jebakan yang dipasang warga akhirnya bisa memerangkap predator air tersebut.

Dinas Pemadam Kebakaran kemudian mengikat kaki buaya dengan erat, menutup matanya dengan karung, dan mengevakuasi buaya menggunakan mobil.

‘’Kita bawa ke daerah perairan sungai di perbatasan RI – Malaysia. Kami biasa melepasliarkan buaya di sungai perbatasan, karena jauh dari pemukiman penduduk,’’ujarnya lagi.

Baca juga: Buaya Riska Berhasil Dievakuasi, Dipindah ke Penangkaran Teritip Balikpapan

Wahid mengimbau warga untuk selalu waspada dengan keberadaan buaya. Khususnya kepada nelayan, pemancing, juga petani saat menggarap sawahnya.

Di musim penghujan saat ini, lanjut Wahid, air sungai kerap meluap dan membanjiri irigasi juga memenuhi selokan selokan yang muaranya adalah sungai yang dihuni habitat buaya.

Menurut Wahid, habitat buaya mulai menyebar ke sejumlah tempat karena hutan bakau tidak serimbun dulu dan ketersediaan makanan mereka tidak lagi sebanyak dahulu.

‘’Sehingga saat air banjir, buaya ikuti arus, masuk ke sejumlah perairan kecil yang membawanya ke areal pertambakan yang sebelumnya digarap warga,’’katanya.

Baca juga: Sempat Dimangsa Buaya Selama 2 Jam, Jasad Seorang Penambang Pasir di Nunukan Ditemukan Utuh

Kendati sudah lama ditinggalkan, tidak diurus warga, areal pertambakan merupakan lokasi aman untuk buaya, terlebih, ada sisa sisa ikan yang tak tertangkap saat panen, yang bisa dijadikan makanannya.

Areal tambak yang kebetulan tak jauh dari persawahan, dan terdapat sejumlah hewan ternak peliharaan masyarakat, semakin membuat buaya betah.

Wahid kembali meminta warga tidak mengendurkan kewaspadaan, karena biasanya, jika buaya memilih tinggal di sebuah lokasi, ada pasangan atau beberapa ekor lain yang mengikuti.

‘’Ada buaya lain di tambak, karena biasanya itu buaya tidak sendiri kalau memilih berdiam di suatu tempat. Kami juga melihat ada buaya lain di areal tambak, sehingga mohon warga tetap waspada,’’kata Wahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Regional
10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com