Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Bawa Katana ke Kantor Bupati Sukoharjo Mengaku Mau Ketemu Megawati, Ini Alasannya...

Kompas.com - 07/09/2023, 07:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

SUKOHARJO, KOMPAS.com - MS, pria yang jadi perhatian karena membawa katana ke kantor Bupati Sukoharjo mengaku ingin bertemu presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.

Dia kemudian ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, dalam perjalanannya menuju Jakarta pada Selasa malam (5/9/2023).

Kepala Desa Telukan, Sriyanto mengungkapkan, sebelum tertangkap di Bekasi, MS sempat menelepon istri dan ayahnya.

Baca juga: Pria Diduga Bawa Katana Datangi Kantor Bupati Sukoharjo, Sempat Tanya Nomor Ketum PDI-P Megawati

MS mengaku mendapatkan mimpi untuk memberikan sebuah katana kepada Megawati, yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P).

"Sebelum tertangkap sempat cerita, telepon istri dan ayahnya," ucap Sriyanto.

"Dia mengaku tidak mempunyai niat jahat, hanya ingin memberikan amanah dari mimpinya," tambahnya.

Sriyanto melanjutkan, MS sempat cerita bahwa dirinya tidak memiliki niat buruk terhadap Bupati Etik Suryani.

MS disebut bingung bagaimana caranya memberikan pedang yang dipakai samurai tersebut kepada Megawati Soekarnoputri. Karena itulah, dirinya berinisiatif untuk menemui Etik.

"Dikarenakan tidak bertemu dengan Bupati Sukoharjo, MS saat itu juga langsung berangkat ke Jakarta, tetapi sesampainya di Bekasi MS harus ditangkap oleh jajaran polisi Sukoharjo," lanjutnya.

Baca juga: Kades Ungkap Pria Bawa Pedang Datangi Kantor Bupati Sukoharjo Pengusaha Konfeksi

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit sendiri mengatakan masih mendalami tujuan MS membawa katana. Apakah tindak teror ataukah pengancaman.

Sigit menjelaskan, apapun alasannya, MS tetap salah karena membawa senjata tajam ke publik hingga menimbulkan keresahan.

Sebelumnya, MS diketahui memasuki kawasan kantor Bupati Sukoharjo sambil membawa katana pada Selasa, dengan aksinya terekam CCTV.

Saksi mata, Sumadi mengatakan, pria itu masuk ke kantor bupati di Kompleks Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo melalui gerbang utama menggunakan mobil Mitsubishi Pajero Sport AD 1384 TK.

"Pria itu masuk dari arah gerbang utama Pemkab lalu menuju area parkir di utara kantor bupati," kata Sumadi di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (6/9/2023).

Baca juga: Pria Bawa Pedang ke Kantor Bupati Sukoharjo Ditangkap di Bekasi

Pria itu keluar dari mobilnya sambil membawa pedang yang biasanya dipergunakan samurai berjalan menuju ke ruang lobi kantor bupati.

Pria itu kemudian meminta Sumadi yang saat itu di lokasi untuk mengantarkannya menemui aspri bupati. Pria itu sempat menanyakan keberadaan Bupati Sukoharjo Etik Suryani kepada asprinya.

Kemudian aspri bupati menjawab Etik tidak ada. Pria itu kemudian menanyakan nomor Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Oleh aspri pun juga dijawab tidak ada.

Lantaran tidak mendapatkan apa yang dia cari, pria itu akhirnya pergi meninggalkan kantor bupati di Kompleks Pemkab Sukoharjo.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ditangkap di Bekasi, Pria yang Bawa Katana di Kantor Bupati Sukoharjo Mengaku Mau Ketemu Megawati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com