PEMBANGUNAN monumen patung Presiden RI Ir Soekarno dan Burung Garuda di setiap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terbilang tak memakan banyak biaya. Kedua patung disebut selalu ada dalam masterplan pembangunan PLBN di seluruh Indonesia.
"(Pada umumnya, biayanya) berkisar Rp 120 miliar sampai Rp 130 miliar, tergantung lokasinya, karena kan variabel cost-nya dilihat dari biaya transportasi juga," ujar Plh Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Robert Simbolon, di PLBN Yetetkun, Kamis (17/8/2023).
Biaya tersebut, lanjut Robert, mencakup pembangunan bangunan gedung-gedung kantor PLBN, fasilitas penunjang seperti mess pegawai, area parkir, dan pertokoan, serta Monumen Patung Bung Karno dan Burung Garuda.
Robert mencontohkan, pembangunan PLBN Yetetkun di Distrik Ninati, Boven Digoel, Papua Selatan, menghabiskan biaya Rp 127,5 miliar.
Di PLBN ini berdiri monumen patung Bung Karno bermaterial perunggu di sisi barat atau arah dari gerbang masuk. Selain itu, terdapat patung Garuda di sisi timur yang menghadap ke wilayah Papua Nugini.
"Tidak lebih dari Rp 150 miliar, itu sudah termasuk Monumen Bung Karno, sudah termasuk mess pegawai, wisma, pasar, dan lain-lain," tegas Robert.
Baca juga: 4 Fakta Patung Soekarno di Bandung Barat, Rp 10 Triliun untuk Bangun Kota Mandiri
Sampai saat ini, kata Robert, PLBN dengan biaya pembangunan termahal berlokasi di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. Pos perbatasan Indonesia dan Malaysia ini menghabiskan dana sekitar Rp 800 miliar.
Perbedaan mencolok biaya pembangunan itu karena PLBN Entikong termasuk kategori tipe A dengan aktivitas lintas batas negara yang lebih padat. Di sana, bangunan serta fasilitas pelayanan yang tersedia lebih banyak dan lengkap.
"PLBN tipe A yang paling komplet di Entikong, dan pembangunannya tidak hanya satu tahap, dia multiyears. Jadi untuk setiap PLBN, dari anggaran yang ada kami selalu maksimalkan (pemanfaatannya)," kata Robert.
Baca juga: Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu
Tim Kompas.com berkesempatan melihat langsung patung Bung Karno dan Burung Garuda saat berkunjung ke PLBN Yetetkun, untuk menyaksikan dan meliput upacara HUT ke-78 RI di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Kamis.
Patung setinggi kurang lebih delapan meter ini dibangun menghadap ke sisi barat. Wajah Bung Karno tampak garang dengan tatapan mata lurus ke depan dan mulut terbuka.
Baca juga: Melihat Patung Bung Karno Berseru di PLBN Skouw, Banyak Warga Papua Nugini Selfie
Pose ini mirip Bung Karno yang tengah berseru lantang. Terlebih lagi, tangan kanan patung terangkat dengan posisi menunjuk ke depan dan tangan kiri memegang tongkat komando yang diapit dipinggang.
Di sisi sebaliknya, tepatnya di gerbang timur PLBN Yetetkun, berdiri monumen Patung Garuda berwarna emas, lengkap dengan perisai yang melambangkan Pancasila.
Memiliki tinggi kurang lebih lima meter dengan fondasi 1,5 meter, monumen Patung Garuda ini menghadap ke sisi timur atau ke wilayah Papua Nugini.
Baca juga: Patung Bung Karno dan Burung Garuda di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Apa Artinya?
Keberadaan Patung Bung Karno dan Garuda ini ternyata bukan sekadar bertujuan menghiasi kawasan PLBN Yetetkun. Ada makna di dalamnya.
"Perbatasan negara kita itu harus tampil sebagai representasi dari identitas kebangsaan dan kenegaraan kita," kata Robert.
"Jadi tidak boleh ada orang masuk ke Indonesia melalui perbatasan, tanpa terlebih dahulu melihat simbol simbol kebangsaan dan kenegaraan kita," sambungnya.
Liputan peringatan dan perayaan kemerdekaan di PLBN Yetetkun merupakan bagian dari liputan khusus Merah Putih di Perbatasan yang digelar Kompas.com berkolaborasi dengan BNPP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.