Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Semarang Tewas Ditusuk 14 Kali, Terungkap Awalnya Gara-gara Status WhatsApp

Kompas.com - 25/07/2023, 19:40 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Berawal dari kesalahpahaman dalam unggahan status WhatsApp, segerombol pemuda yang berjumlah 13 orang menghabisi nyawa orang tak bersalah di Meteseh, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023).

Kini polisi telah membekuk 7 pelaku pengeroyokan yang menewaskan warga Meteseh, Semarang dengan 14 luka tusukan di tubuhnya. Sedangkan dalang pengeroyokan dan 5 pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

"Hari ini kita ungkap kasus kekerasan terhadap korban yang menyebabkan korban meninggal dunia, oleh 13 pelaku, sore ini sudah dihadirkan 7 pelaku, dan sisanya masih dalam pencarian," tutur Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat gelar kasus di Mapolrestabes Semarang, Selasa (25/7/2023).

Baca juga: Pria di Semarang Tewas Ditusuk 14 Kali, Polisi Amankan 4 Pelaku

Sejumlah pelaku membeberkan kejadian itu bermula dari status WhatsApp milik Saiq yang menyindir rekannya bernama Ayub atau saksi 2. Namun justru temannya bernama Andre yang tersinggung pada unggahan status Saiq.

“Kalau enggak mau kumpul lagi ya dianggap apa, saya nyindir gerombolannya Ayub. Dikira Andre, saya nyindir dia, terus tak jelaskan dan ngajak ketemu Ayub di Taman Meteseh, mau ngelihatin aja (klarifikasi),” tutur Saiq.

“Saya kan enggak pernah main, dia buat status gitu kan saya, kan saya tersinggung sama Saiq. Terus karena saya enggak percaya, Saiq ngajak ke Taman Meteseh nyari Ayub,” imbuh Andre.

Setibanya di Taman Meteseh, saksi 2 yakni Ayub sudah pulang terlebih dahulu. Gerombolan Said dan Andre yang berjumlah 13 orang itu terus menanyakan keberadaan Ayub. Namun korban, Eko Ahmat Ariyadi, (27) alias Kodok justru menantang mereka berkelahi.

“Si Eko malah menantang teman saya, Namanya Acong, yang menusuk korban. Eko-nya malah nantang terus Mas. Kamu berkelahi saja sama saya. Akhirnya diladenin sama Acong, lha saya juga enggak tahu kalau Acong bawa pisau,” ujar Andre.

Lantaran korban dan teman tongkrongannya di Taman Meteseh kalah jumlah, mereka menyelamatkan diri untuk mencari bantuan warga. Kemudian saat korban dilarikan ke Rumah Sakit Wongsonegoro, nyawanya tidak tertolong.

Ketujuh pelaku yang tertangkap yakni Abdul Muis alias Boces (23), Nicko Jaisy Maisa alias Bagas (24), Luluk Arfian alias Rovan (19), Andre William (20) Muhammad Abdul Aziz (22), Saiq Fazal alias Bongo (27), Ahmad Satrio (19).

Sementara Suryo, Edwin alias Acong, Dodi Setiawan, Agung Mulyo, Nicholas, dan Yoga alias Bebek, masih berstatus dalam daftar pencarian orang (DPO).

Atas perbuatannya, para pelaku terancam Pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap orang yang menyebabkan korban jiwa, dengan ancaman 12 tahun penjara.

Baca juga: Detik-detik Perempuan Sopir Taksi Online Selamat Saat Dibegal 2 Wanita Muda, Ditusuk 10 Kali oleh Pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com