TEGAL, KOMPAS.com - Aksi nyata penanganan balita stunting dipelopori Camat Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah Ari Budi Wibowo melalui gagasan Bapak Asuh Balita Stunting.
Setidaknya ada 14 bapak asuh dari berbagai unsur elemen masyarakat termasuk dirinya, yang bertugas mencukupi kebutuhan gizi 35 balita stunting dari keluarga kurang mampu di 7 Kelurahan di Kecamatan Margadana.
Setiap hari selama 180 hari, 35 balita stunting akan diantar makanan bergizi dan memastikan makanan yang sudah direkomendasi ahli gizi itu dikonsumsi sampai habis.
Baca juga: Apresiasi Penurunan Kasus Stunting di Bengkulu, Jokowi: Inovasi Nugget Belut Itu Bagus
"Sampai hari ini ada 14 bapak asuh yang mengampu 35 balita stunting. Bapak asuh terdiri dari berbagai pihak yang memenuji unsur pentahelix. Seperti pemerintah, masyarakat, dunia usaha, pendidikan, serta media massa," kata Ari saat launching Bapak Asuh Anak Stunting, di Pendapa Kelurahan Margadana, Kota Tegal, Kamis (20/7/2023).
Ari mengatakan, sebelumnya berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tegal tahun 2022, balita stunting di Kecamatan Margadana berjumlah 226 balita. Terdiri dari 186 kategori pendek, dan 40 kategori sangat pendek.
Baca juga: Wapres Maruf Amin: Pernikahan Anak Jadi Pemicu Stunting
Sesuai dengan validasi dan pengukuran ulang, dan menindaklanjuti hasil rembug tingkat kota, menugaskan para lurah untuk kunjungan rumah ke semua balita kategori stunting.
Terbaru diketahui di bulan Juni 2023 di Kecamatan Margadana ada 160 balita stunting. Dengan rincian 119 kategori pendek, dan 41 anak kategori sangat pendek.
"Jumlah balita stunting di Kecamatan Margadana masih jauh dari target RPJMD tahun 2019-2024. Diperlukan berbagai upaya penanganan stunting tingkat kecamatan dan kelurahan yang lebih terkoordinir dan terarah," kata Ari.
Untuk itu, dirinya sebagai camat, akhirnya berinisiatif membuat gerakan peduli stunting melalui peran aktif dengan pola Bapak Asuh Anak Stunting.
"Bapak asuh akan beri bantuan atau donasi pada anak stunting untuk mencukupi kebutuhan gizi setiap hari selama 180 hari kalender," kata Ari.
Dijelaskan Ari, setelah berkoordinasi dengan pihak puskesmas, diketahui ada 52 anak stunting dengan status gizi buruk dan kurang gizi yang butuh intervensi langsung.
"Dari 52 balita stunting, terdapat 35 balita yang berasal dari keluarga kategori kurang mampu. Sehingga menjadi fokus gerakan bapak asuh," kata Ari.
Ditambahkan Ari, para bapak asuh juga telah menandatangani komitmen bersama sebagai pernyataan tanggung jawab.
"Bersama tim percepatan penanganan stunting tingkat kelurahan, menyediakan dan mengantarkan makanan bergizi serta memastikan bahwa balita itu menghabiskan makanannya," pungkas Ari.
Sementara Wali Kota Dedy Yon Supriyono mengatakan, Pemkot Tegal sejak tahun lalu memang gencar dalam penanganan stunting.
"Saya imbau camat dan lurah se Kota Tegal harus selalu inovasi dan menunjukan aksi nyata dalam pelaksanaan aksi cegah stunting. Dan alhamdulillah Kecamatan Margadana cepat melaksanakan imbauan," kata Dedy.
Menurut Dedy, peduli stunting dengan pola bapak asuh bisa menjadi langkah strategis dalam optimalkan sinkroniasi pelaksanaan penuruan stunting sampai lapis bawah.
"Harapannya tiga kecamatan lain segera menyusul. Karena pemerintah tidak bisa sendiri, harus dibantu seluruh elemen dan tokoh masyarakat," kata Dedy.
"Saya apresiasi Pak Camat dan jajarannya serta lurah dan masyarakat. Serta sinergitas seluruh elemen pemangku kepentingan dalam upaya percepatan pencegahan stunting. Karena stunting ini ancaman yang luar biasa nyata," jelas Dedy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.