NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah unggahan di media sosial yang menggambarkan ratap tangis dan jeritan kesedihan para transmigran di Satuan Pemukiman (SP 5) Sebakis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menimbulkan keprihatinan.
Para transmigran asal Pulau Jawa dan Provinsi Banten, yang diberangkatkan secara resmi pada 2013 lalu, ternyata belum memiliki lahan garapan, baik lahan usaha (LU) ataupun lahan plasma, yang seharusnya menjadi hak mereka.
"Saya hanya sekadar memperlihatkan ada peristiwa yang menggugah kemanusiaan kita di sekitar tempat saya tinggal. Harapannya, nasib mereka diperhatikan dan para pemangku kebijakan yang mengirim mereka, segera bertanggung jawab terhadap kondisi mereka," ujar pemilik unggahan tersebut, Yudha Adjie, saat dikonfirmasi, pada Jumat (7/7/2023).
Yudha mengunggah kisah para transmigran itu di grup Facebook Peduli Nunukan.
Baca juga: Kecanduan Masturbasi, Seorang Mahasiswa di Nunukan Ajak Ratusan Wanita VCS dan Dijadikan Koleksi
Sejumlah video yang diunggah Yudha Adjie, semua merupakan percakapan yang berisi keluhan dan harapan para transmigran SP 5 Sebakis, yang sudah lebih 10 tahun lamanya menanti pembagian lahan garapan.
Para transmigran tersebut semua menumpahkan kesedihan, kekecewaan, serta kemarahan mereka atas kondisi yang sama sekali di luar ekspektasi mereka, saat mendaftar sebagai transmigran.
"Banyak dari mereka yang hanya makan dengan daun ubi atau kangkung yang direbus. Dari mana mereka mendapat uang kalau tidak diberi lahan garapan," kata dia.
Yudha juga memvideokan kondisi rumah rumah transmigran di SP 5, yang sudah lapuk dan tidak layak.
Mayoritas isi video, adalah para wanita tua yang menangis dan berharap ada perbaikan nasib mereka yang sudah 10 tahun bertransmigrasi.
Mereka meluapkan kekecewaan dan menumpahkan kerinduan mereka terhadap keluarga di kampung halaman.
Pulang malu, tak pulang rindu. Kalimat tersebut, menjadi narasi dan alasan kuat untuk tetap menunggu hak mereka dengan terpaksa.
"Kita berharap ini viral dan didengar langsung Presiden kita Pak Jokowi. Beliaulah harapan kita saat ini," kata Yudha.