AMBON, KOMPAS.com - PT Pelni Cabang Ambon akan melakukan rekayasa trayek sejumlah kapal perintis guna mengantisipasi lonjakan pemudik di penghujung puncak arus mudik Lebaran di wilayah tersebut.
Rekayasa trayek dilakukan khusus untuk sejumlah armada KM Sabuk Nusantara yang selama ini beroperasi di wilayah tersebut.
“Kita rekayasa line (trayek) untuk deviasi ke pelabuhan-pelabuhan yang mempunyai kantong-kantong masyarakat muslim ramai,” kata Manager Operasional PT Pelni Cabang Ambon, Muhammad Assagaff kepada wartawan, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Tiket Habis, Ratusan Calon Pemudik Seruduk Kantor Pelni dan Pelabuhan Ambon
Pihaknya telah memetakan rute untuk kapal-kapal yang mengangkut pemudik Lebaran ke kampung halamannya.
Dari hasil pemetaan itu, ada beberapa wilayah yang menjadi sasaran mudik Lebaran, seperti Kabupaten Seram Bagian Timur.
“Untuk kantong-kantong ini biasanya (tujuan) daerah Seram Timur, Gorom-Kesui,” katanya.
Baca juga: Tandai Puncak Arus Mudik di Ambon, Ribuan Penumpang Tiba di Pelabuhan
Sebelumnya, ratusan warga asal Seram Bagian Timur sempat melakukan protes ke kantor Pelni Cabang Ambon dan ke Pelabuhan Ambon karena tak bisa mendapatkan tiket untuk mudik ke kampung halamannya dengan KM Sabuk Nusantara 107 pada Minggu sore.
Terkait kejadian itu, Assagaff mengaku bahwa pihaknya kecolongan sehingga banyak calon pemudik yang harus menunda keberangkatan.
“Yang kita kecolongan itu Seram Timur,” ujarnya.
Adapun untuk rute ke Maluku Tengah, seperti Banda Neira yang setiap tahun terjadi lonjakan pemudik menjelang Lebaran, pihak Pelni berjanji akan mengantisipasinya.
“Enggak terlalu rawan, soalnya kita kemarin ada kapal (KM) Nggapulu, ada (KM) Pangrango juga, jadi kapalnya rutin, tiga hari sekali masuk Ambon langsung balik Banda-Saumlaki, pulang balik, jadi enggak masalah," tandasnya.
Begitu juga untuk rute Pelabuhan Tual-Dobo dan sejumlah pelabuhan lain di Maluku, Assagaff mengaku armada Pelni memadai untuk mengangkut para pemudik untuk pulang ke kampung halamannya.
“Kalau untuk rute ke beberapa pelabuhan lain di Maluku semuanya ter-cover,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.