Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesalkan Jalan Daerah Perbatasan Tak Kunjung Dibangun, Wabup Mahakam Ulu: Kami Manusia, bukan Kera

Kompas.com - 01/02/2023, 18:32 WIB
Zakarias Demon Daton,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim), Yohanes Avun sesalkan sulitnya akses jalan bagi masyarakatnya di kawasan perbatasan namun tak kunjung diperhatikan pemerintah pusat.

Akses jalan menuju dua kecamatan yang dekat dan berbatasan Malaysia, yakni Long Pahangai dan Long Apari harus ditempuh berhari-hari jika musim hujan tiba.

Kondisi jalan tanah, becek dan berlumpur sangat menyulitkan lalu lintas masyarakat ke Long Bagun, ibu kota kabupaten, untuk membeli kebutuhan pangan termasuk merujuk warga sakit ke rumah sakit.

Baca juga: Akses 2 Kecamatan di Perbatasan Indonesia-Malaysia Rusak Parah, Ada Sopir yang Tidur di Jalan 4 Malam

Tak jarang terjadi kelangkaan bahan pokok hingga memicu lonjakan harga. Beras 25 kilogram bisa tembus harga Rp 800.000 dari harga normal Rp 300.000.

"Kami ini manusia bukan kera. Kalau kami di sini dianggap manusia, ya dibaiki (diperbaiki) jalannya. Kalau kera saja berarti enggak butuh jalan. Dia cukup jalan saja di atas pohon," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/1/2023).

Ucapan yang sama pernah ia sampaikan melalui video yang ia rekam sendiri saat meninjau kondisi jalan itu pekan lalu.

Melalui video itu, Avun meminta pembangunan menggunakan APBN jangan hanya fokus ke daerah Jawa dan Sumatera saja, tapi juga ke Kalimantan khususnya wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia seperti yang dialami warganya di dua kecamatan.

"Bangun jalan daerah perbatasan ini tidak mampu pakai keuangan daerah. Panjang jalan sampai 200-an kilo dan medan rumit menguras banyak dana, harus pusat turun tangan," tegas dia.

Avun berniat menggugah pemerintah pusat dalam hal ini Menteri PUPR, Menteri Bappenas maupun Menteri Keuangan agar melihat kondisi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan.

Baca juga: Distribusi Sembako Sulit akibat Jalan Rusak, Harga Beras 25 Kg di Perbatasan Indonesia-Malaysia Tembus Rp 800.000

"Kami tidak minta apa-apa. Hanya minta jalan dibaiki. Mahakam Ulu ini sangat konsen jaga hutan. Di daerah lain sudah tidak ada hutannya. Di Mahulu ini 85 persen masih tutupan hutan alam. Kami menjaga hutan ini untuk Indonesia, tapi kami tidak diperhatikan," ucap dia.

Avun meminta agar menteri terkait bisa meninjau langsung ke lokasi di wilayah perbatasan Mahakam Ulu. Di sana, kata dia, hidup masyarakat tanpa jalan sangat memprihatinkan.

Masyarakat terisolasi dalam hutan. Sulit mengakses layanan publik terutama pelayanan kesehatan yang memadai, hingga bahan-bahan pokok.

"Biar laporannya ke Presiden jangan yang baik-baik saja. Mungkin selama ini Presiden tahunya baik-baik semua. Padahal, masyarakat di sini hidup susah payah, jalan saja tidak ada," kata dia.

Iring – iringan mobil rombongan Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun terjebak di lumpur saat meninjau jalan dari Long Bagun menuju Long Pahangai dan Long Apari pekan lalu.Istimewa Iring – iringan mobil rombongan Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun terjebak di lumpur saat meninjau jalan dari Long Bagun menuju Long Pahangai dan Long Apari pekan lalu.

Diberitakan sebelumnya, Avun bersama tim meninjau jalan dari Long Bagun, Ibu Kota Mahakam Ulu, menuju Kecamatan Long pahangai dan Long Apari pekan lalu.

Avun bersama tim merekam video perjalanan tersebut memperlihatkan kondisi jalan yang rusak.

Baca juga: Hujan Deras, Picu Banjir di Luwu dan dan Jalan Rusak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com