KOMPAS.com - Seperti daerah lain di Indonesia, Provinsi Maluku memiliki beragam hasil budaya yang khas.
Tak hanya menarik, namun hasil budaya ini masih terjaga dan dilestarikan hingga kini.
Baca juga: Keseimbangan dalam Inersia, Tari Tradisional Lampung Bernuansa Kontemporer
Beberapa hasil budaya dari Maluku antara lain rumah adat, pakaian adat, serta berbagai seni pertunjukkan.
Seni pertunjukan asal Maluku yang bersumber dari budaya dan adat setempat diantaranya adalah seni tari tradisional.
Baca juga: 8 Tari Tradisional Sulawesi Utara, dari Tari Sasambo hingga Tari Kabela
Dilansir dari laman Kemendikbud, berikut adalah beberapa tari tradisional Maluku yang masih banyak dipelajari dan ditampilkan sampai saat ini.
Tari cakalele adalah tarian adat yang melambangkan atau menceritakan peperangan yang dilakukan oleh masyarakat adat dan menjadi tarian yang sangat sakral.
Penari cakalele menggunakan gerak dan lagu serta kostum perang, bersenjata tombak dan salawaku.
Tari cakalele sendiri berasal dari desa-desa di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Karena kepopulerannya Tari Cakalele juga bisa ditemui di seluruh penjuru Maluku.
Baca juga: 6 Tari Tradisional Kalimantan Timur, dari Tari Datun Ngentau hingga Tari Punan Letto
Tari maku-maku adalah tari pergaulan yang melambangkan persekutuan anak-anak Maluku.
Tarian ini diciptakan konon diciptakan leluhur Maluku ketika tinggal di Nunusaku.
Nunusaku merupakan tempat dimana orang Maluku diyakini berasal sebelum berpencar ke wilayah Pulau Seram dan sekitarnya.
Tari katreji adalah tarian pergaulan masyarakat Maluku yang muncul dari proses akulturasi budaya lokal dengan budaya Eropa.
Sebagai jenis tari berpasangan, jumlah penari katreji terdiri dari lima sampai enam pasang penari pria dan wanita.
Sementara iringan tari katreji menggunakan alunan alat musik seperti biola, suling bambu, ukulele, tifa, karakas dan lain-lain.