KUPANG, KOMPAS.com - Ribuan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih antre membeli minyak tanah di sejumlah titik di wilayah itu, Senin (28/11/2022).
Kelangkaan minyak tanah dalam dua pekan terakhir ini membuat warga harus susah payah mencari minyak tanah.
Pantauan Kompas.com di Lapangan Kebun Raja, samping Kantor Taspen, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, terlihat warga mengantre dengan membentuk dua baris.
Hujan yang mengguyur wilayah itu tak menyurutkan semangat mereka untuk mendapatkan minyak tanah. Sebagian dari mereka memakai payung dan jas hujan sambil menenteng jeriken.
Baca juga: Ribuan Warga Kota Kupang Harus Bawa Fotokopi KTP untuk Dapat Minyak Tanah
"Kalau kami tidak antre, maka kami tidak akan dapat minyak tanah. Mau hujan dan basah pun kami tetap mengantre," ujar Juli, warga Kelurahan Bakunase, kepada Kompas.com, Senin.
Menurut Juli, minyak tanah sangat penting untuk dia dan warga lainnya. Sebab, untuk masak di kompor harus menggunakan minyak tanah. Dia mengaku tidak ada alternatif selain minyak tanah.
Baca juga: Ribuan Warga Kupang Antre Minyak Tanah, Berdesakan, Bergelantungan, hingga Nyaris Ricuh
"Mau pakai kayu, tapi di Kota Kupang kita sulit dapat kayu. Kalau pun ada, pasti basah karena sekarang musim hujan," ungkap dia.
Sementara itu, dia dan warga lainnya menolak menggunakan kompor gas karena takut salah dalam penggunaan yang menyebabkan ledakan.
Juli pun sangat menyayangkan kebijakan Pertamina dan BPH Migas yang mengurangi pasokan minyak tanah.
"Seharusnya mereka sosialisasi sebelum menerapkan kebijakan ini, sehingga kita bisa ada persiapan. Ini tiba-tiba langsung kurangi jatah tanpa pemberitahuan apapun. Jelas ini menyusahkan warga," kata dia.