Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Kasus Pembunuhan Iwan Boedi, Polisi Periksa Saksi yang Berprofesi sebagai Dukun

Kompas.com - 31/10/2022, 17:48 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang saksi yang berprofesi sebagai dukun ikut diperiksa polisi soal kasus pembunuhan saksi kasus korupsi Iwan Boedi di Kawasan Marina, Kota Semarang.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membenarkan jika ada seorang yang berprofesi sebagai dukun diperiksa polisi.

"Saat ini sedang diperiksa Polrestabes Semarang," jelasnya di Mapolda Jateng, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Polisi Periksa Istri TNI Terkait Kasus Pembunuhan Iwan Boedi

Selain seorang saksi yang berprofesi sebagai dukun, polisi juga memeriksa saksi berinisial NR. Dia menyebut, NR dan korban Iwan Boedi saling mengenal.

"Mereka saling mengenal (NR dan Iwan)," paparnya.

Menurut Iqbal, sampai saat ini sudah ada 30 saksi telah diperiksa oleh polisi terkait dengan kasus pembunuhan saksi kasus korupsi Iwan Boedi di Kawasan Marina, Kota Semarang.

"Ada sekitar 30 saksi yang sudah diperiksa," paparnya.

Dia membenarkan, ada dua saksi yang sampai saat ini telah mengubah keterangannya.

"Ada dua saksi yang mencabut keterangan," paparnya.

Meski demikian, pihaknya tak mempermasalahkan soal pencabutan keterangan oleh kedua saksi tersebut karena masih ada alat bukti lain.

"Itu hak mereka, kita akan memperkuat alat bukti lain," imbuhnya.

Menurutnya, sampai saat ini masih ada beberapa kemungkinan yang masih terbuka. Apalagi, lanjutnya, sampai saat ini belum ada gelar perkara dari polisi.

"Semua masih terbuka semua kemungkinan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

Regional
Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Regional
3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

Regional
Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Regional
Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Regional
Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Regional
Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Regional
Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Regional
Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Regional
Warung Seblak di Ciamis Diserbu Ratusan Pelamar Kerja, Pemilik Hanya Terima 20 Orang

Warung Seblak di Ciamis Diserbu Ratusan Pelamar Kerja, Pemilik Hanya Terima 20 Orang

Regional
Cerita Pengacara Vina Cirebon, Suami Dibunuh 6 Tahun Lalu di Lampung dan 7 Pelakunya Belum Ditangkap

Cerita Pengacara Vina Cirebon, Suami Dibunuh 6 Tahun Lalu di Lampung dan 7 Pelakunya Belum Ditangkap

Regional
Warga Lampung Barat Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

Warga Lampung Barat Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

Regional
Mandi di Laut, 4 Orang di Purworejo Terseret Ombak, 1 Belum Ditemukan

Mandi di Laut, 4 Orang di Purworejo Terseret Ombak, 1 Belum Ditemukan

Regional
Status Gunung Kelimutu Naik dari Level Normal ke Waspada

Status Gunung Kelimutu Naik dari Level Normal ke Waspada

Regional
Kawah Panas Bumi Erupsi, Aktivitas Pertanian dan Pariwisata Dihentikan Sementara

Kawah Panas Bumi Erupsi, Aktivitas Pertanian dan Pariwisata Dihentikan Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com