Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lord Thong Thong Shod, Pertunjukan Wayang Orang Ngesti Pandowo Kisahkan Rakyat Kecil yang Jadi Pemimpin

Kompas.com - 17/09/2022, 05:46 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Beragam pertunjukan seni dan budaya seperti musik orkestra, peragaan busana, hingga penampilan wayang orang menjadi penampilan utama dalam pembukaan Festival Kota Lama (FKL) Semarang 2022.

Salah satu penampilan menarik dalam pembukaan FKL Semarang ini diwarnai oleh pertunjukan Wayang On The Street oleh komunitas seni Ngesti Pandowo.

Pada pertunjukan kali ini, Ngesti Pandowo mengisahkan lakon Petruk sebagai rakyat kecil yang memiliki keberuntungan menjadi seorang pemimpin.

Baca juga: Jenis-jenis Wayang yang Populer di Indonesia

Cerita yang dikemas dalam judul “Lord Thong Thong Shod” ini menjadi suatu kritik pada masyarakat kita yang kerap menganggap rakyat kecil tidak bisa apa-apa.

Pelaku wayang orang Petruk, Paminto Widi Legowo, mengatakan, banyak pesan yang hendak disampaikan pada pertunjukan yang diselenggarakan di Schouwburg LAROKA, Kota Lama, Semarang.

Dirinya menyebutkan, masyarakat kecil bukanlah komoditas yang bisa diinjak-injak. Justru, mereka punya banyak kelebihan yang bisa lebih berperan untuk sekitar.

"Jangan menyepelekan rakyat kecil, karena kecil itu bukan kecil semuanya. Rakyat itu punya kecerdasan yang melebihi pejabat ada, yang punya wawasan luas dari pejabat juga ada," tutur Paminto kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022) malam.

Tidak hanya itu, Paminto juga menuturkan, rakyat kecil terkadang dianggap remeh lantaran tidak memiliki harta melimpah, ataupun penampilan yang megah.

Stigma tersebut, imbuh Paminto, menjadi salah satu faktor yang membatasi dam tidak memajukan bangsa Indonesia.

Baca juga: Wayang: Pengertian, Asal-usul, dan Fungsinya

"Jangan memandang strata, tapi nilailah intelektualnya. Karena negara bisa maju karena intelektualnya. Pejabat itu hanya mengatur, tapi rakyat yang mengawasi," tutur dia.

Sementara itu, Director Lord Thong Thong Shod, Bagas Surya Muhammad, menuturkan, pertunjukan wayang orang ini pada dasarnya dikemas dengan genre komedi.

Hanya saja, dirinya ingin menyampaikan pesan tersebut kepada masyarakat melalui cerita Petruk, tokoh Punakawan sebagai rakyat kecil yang berkesempatan menjadi ratu sementara.

"Saya kemas Thong Thong Shod itu padat dan praktis untuk mengetahui siapa sisi prabu Tong Thong Shod," jelas Bagas.

Lantaran demikian, Bagas mengaku, dirinya tidak tahu secara rinci sejarah dibalik nama Thong Thong Shod.

Baca juga: Asal-usul Kesenian Tradisional Wayang Garing di Serang Banten

Yang jelas, Thong Thong Shod dapat mewakili suara rakyat yang tak terdengar.

"Karena lakon wayang seperti ini biasanya yang digunakan untuk mengritik pemerintah. Mungkin itu jadi rahasia panggung dan orang-orang zaman dulu juga," tutur dia.

Meski sudah berusia 85 tahun, tambah Bagas, eksistensi komunitas seni Ngesti Pandowo masih bertahan hingga sekarang.

Dengan itu dia berharap, masyarakat Indonesia, terlebih Kota Semarang bisa lebih menghargai seni budaya dengan melihat pertunjukan-pertunjukan seni.

"Dengan generasi muda yang bangkit kembali dengan semangat baru. Kami masih yakin bahwa generasi Ngesti Pandowo masih kuat dan kami masih ada," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com