SUMBAWA, KOMPAS.com - Pagi Senin (1/8/2022) itu, Rohayu (36) duduk di sudut kamar. Ia menyandarkan kepala di dinding, mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan.
Di ruang tamu, sang suami Syahabuddin (42) terlihat cemas, sementara tiga anaknya asyik bermain.
"Istri saya pucat, sudah seperti mau melahirkan," kata Syahabuddin yang dikonfirmasi Selasa (13/9/2022).
Syahabuddin, pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh lepas ini mulai berlinang air mata.
Di rumah yang berlokasi di tepian sungai Brang Biji, Kecamatan Sumbawa itu, Syahabuddin mengenang peristiwa pilu saat istrinya proses persalinan.
Pada Senin pagi, Rohayu merasakan kontraksi di perutnya. Sebagai ibu yang sudah pernah melahirkan, ia tahu tanda-tanda itu.
Waktu terus berlalu, denting jam pun berganti. Kondisi tubuh Rohayu semakin melemah.
Baca juga: Pria di Bengkulu Mutilasi Kucing Hamil dan Memasaknya, Diduga Pelaku Pernah Terlibat Kasus KDRT
Rohayu sadar, darah segar menetes di pahanya. Ia memanggil Syahabuddin, agar segera menuju Puskesmas terdekat.
"Istri saya pendarahan sejak dari rumah hingga Puskesmas," kata Syahabuddin.
Syahabuddin memutuskan membawa Rohayu dengan becak, karena sang istri tidak kuat berpegangan naik motor.
Ketiga anak Rohayu saat itu menangis, mereka seolah tak sanggup melihat jeritan sang ibu melawan sakit di perutnya.
Bagas mencoba menenangkan adik-adiknya, Desi (10) dan Yogi (3), agar lebih baik berdiam diri di rumah.
Anak-anak Rohayu hanya bisa menyaksikan becak tua bertolak ke Puskesmas Brang Biji.
"Anak-anak kami berharap becak itu pulang lagi dengan senyuman manis. Membawa ibu agar bisa memeluk mereka seperti sedia kala," ucap Syahabuddin sambil terisak.
Becak tiba di Puskesmas Brang Biji pukul 10.00 Wita. Setelah pemeriksaan, Rohayu diminta segera dirujuk ke RSUD Sumbawa.
Ketika itu, Rohayu memerlukan tindakan operasi, karena darah yang banyak mengalir dan tidak berhenti keluar.
Dalam perjalanan ke RSUD Sumbawa, Rohayu sudah dalam kondisi lemas yang menghawatirkan. Kali ini, Rohayu diangkut dengan ambulans.
Melihat pasien lemas dengan darah yang terus keluar, IGD RSUD Sumbawa dengan cepat meminta keluarga Rohayu untuk mencari 5 kantong darah.
Dari informasi di IGD kata Syahabuddin, posisi bayi melintang, sehingga mau tidak mau harus diambil tindakan operasi cesar.
Hari sudah sore, Syahabuddin sibuk mencari pendonor, sementara Rohayu dipindahkan ke ruangan opname didampingi saudari kandungnya.
Malam harinya, Syahabbudin melihat darah terus keluar. Nampak wajah pasien semakin lemas dan tak berdaya.