Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Ibu Hamil di Sumbawa ke Puskesmas Naik Becak, Meninggal Usai Melahirkan

Kompas.com - 15/09/2022, 10:49 WIB

SUMBAWA, KOMPAS.com - Pagi Senin (1/8/2022) itu, Rohayu (36) duduk di sudut kamar. Ia menyandarkan kepala di dinding, mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Di ruang tamu, sang suami Syahabuddin (42) terlihat cemas, sementara tiga anaknya asyik bermain.

"Istri saya pucat, sudah seperti mau melahirkan," kata Syahabuddin yang dikonfirmasi Selasa (13/9/2022).

Syahabuddin, pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh lepas ini mulai berlinang air mata.

Di rumah yang berlokasi di tepian sungai Brang Biji, Kecamatan Sumbawa itu, Syahabuddin mengenang peristiwa pilu saat istrinya proses persalinan.

Pada Senin pagi, Rohayu merasakan kontraksi di perutnya. Sebagai ibu yang sudah pernah melahirkan, ia tahu tanda-tanda itu.

Waktu terus berlalu, denting jam pun berganti. Kondisi tubuh Rohayu semakin melemah.

Baca juga: Pria di Bengkulu Mutilasi Kucing Hamil dan Memasaknya, Diduga Pelaku Pernah Terlibat Kasus KDRT

Rohayu sadar, darah segar menetes di pahanya. Ia memanggil Syahabuddin, agar segera menuju Puskesmas terdekat.

"Istri saya pendarahan sejak dari rumah hingga Puskesmas," kata Syahabuddin.

Syahabuddin memutuskan membawa Rohayu dengan becak, karena sang istri tidak kuat berpegangan naik motor.

Ketiga anak Rohayu saat itu menangis, mereka seolah tak sanggup melihat jeritan sang ibu melawan sakit di perutnya.

Syahabuddin saat ditemui di rumahnya. KOMPAS.com/Susi Gustiana Syahabuddin saat ditemui di rumahnya.
Mereka ingin ikut serta menemani sang ibu melahirkan. Bagas (11), anak sulung kelas 5 (11). Ia menempuh pendidikan di Salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Sumbawa.

Bagas mencoba menenangkan adik-adiknya, Desi (10) dan Yogi (3), agar lebih baik berdiam diri di rumah.

Anak-anak Rohayu hanya bisa menyaksikan becak tua bertolak ke Puskesmas Brang Biji.

"Anak-anak kami berharap becak itu pulang lagi dengan senyuman manis. Membawa ibu agar bisa memeluk mereka seperti sedia kala," ucap Syahabuddin sambil terisak.

Becak tiba di Puskesmas Brang Biji pukul 10.00 Wita. Setelah pemeriksaan, Rohayu diminta segera dirujuk ke RSUD Sumbawa.

Ketika itu, Rohayu memerlukan tindakan operasi, karena darah yang banyak mengalir dan tidak berhenti keluar.

Dalam perjalanan ke RSUD Sumbawa, Rohayu sudah dalam kondisi lemas yang menghawatirkan. Kali ini, Rohayu diangkut dengan ambulans. 

Melihat pasien lemas dengan darah yang terus keluar, IGD RSUD Sumbawa dengan cepat meminta keluarga Rohayu untuk mencari 5 kantong darah.

Dari informasi di IGD kata Syahabuddin, posisi bayi melintang, sehingga mau tidak mau harus diambil tindakan operasi cesar.

Hari sudah sore, Syahabuddin sibuk mencari pendonor, sementara Rohayu dipindahkan ke ruangan opname didampingi saudari kandungnya.

Malam harinya, Syahabbudin melihat darah terus keluar. Nampak wajah pasien semakin lemas dan tak berdaya.

Rohayu terus membisikkan suaminya bahwa kondisinya semakin menurun. Ia memberitahukan bahwa ia tak kuat lagi menahan sakit.

Baca juga: Selain Telat Haid, Ini 7 Gejala Awal Kehamilan yang Pantang Diabaikan 

Sampai pagi keesokkan harinya, dua kantong darah dari pendonor sudah tersedia di PMI Sumbawa.

Dengan cepat saat pukul 09.00 Wita, kantong darah tersebut dibawa ke RSUD Sumbawa oleh Syahabuddin.

Mendengar telah tersedia 2 kantong darah, pagi itu Rohayu tersenyum. Ia merasa sedikit lega. Ia menggenggam erat tangan suaminya.

Rohayu yakin bahwa ia akan mampu bertahan melawan sakit demi ketiga buah hatinya.

Jam menunjukkan pukul 12.00 Wita pada Selasa itu, Rohayu mungkin sudah tiga kali meminta suaminya agar memanggil petugas kesehatan untuk melakukan transfusi darah.

Jawaban yang diterima oleh keluarga si miskin itu tetap sama, "Tunggu sebentar ya Pak, tunggu dokter dulu."

Pukul 14.00 Wita, Rohayu terus mendesak suaminya agar kantong darah miliknya segera dipasang.

Saat itu Rohayu seolah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kondisi kesehatannya yang parah. Syahabuddin, selalu ditimpali jawaban yang sama ketika berhadapan dengan petugas kesehatan di rumah sakit itu.

Entah kenapa, sore hari setelah Ashar petugas rumah sakit dengan cepat membawa Rohayu ke ruang operasi. Sampai menjelang magrib para tenaga medis itu keluar dari ruang bedah.

Saat itu bayi Rohayu dinyatakan selamat, namun Rohayu itu telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan empat anak dan suami.

Keluarga miskin ini meminta kepada LSM Hakiki untuk mendampingi. Ketua LSM Hakiki Iying Gunawan yang dikonfirmasi Rabu (14/9/2022) membenarkan kejadian tersebut.

"Takdir tidak bisa dilawan, namun ada kelalain dari petugas kesehatan di RSUD Sumbawa yang kami tidak terima," kata Iying.

Ketika SOP tidak dijalankan dengan baik oleh nakes. Sebagai warga negara, tentu perlu mempertanyakan itu.

"Kami menyesali terlambatnya penanganan Rohayu oleh nakes. Sudah bisa ditebak ada kelalaian. Tidak sesuai SOP, karena tranfusi darah yang terlambat dan operasi cesar yang tidak segera dilakukan pada hari kedatangan ke RSUD,"ungkap Iying.

"Laporan resmi kami ke APH akan dimasukkan besok. Kami juga meminta kepada Pemda Sumbawa untuk segera menyikapi persoalan ini," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa melalui Kasi Kesehatan Keluarga, Ummi Kalsum yang ditemui Rabu (14/9/2022) mengatakan, ada dua penyebab kematian ibu dalam dunia kesehatan ada secara non teknis dengan istilah 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak anak.

Sedangkan secara teknis di antaranya pendarahan, preklansi, infeksi dan lainnya.

Ummi Kalsum memaparkan, berdasarkan data yang diterima dari RSUD Sumbawa, proses persalinan Rahayu sesuai SOP. Namun demikian, tim kesehatan keluarga yang membidangi urusan ibu hamil, melahirkan dan nifas, akan melakukan audit maternal dalam waktu dekat.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui dan mengkaji penyebab kematian lebih dalam.

"Saya analisis dari data yang diberikan bidang pelayanan RSUD Sumbawa, faktor 3T (terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu tua) masuk kategori non teknis penyebab kematian pada ibu Rohayu. Sedangkan secara teknis akan dijabarkan pada kronologi," papar Ummi Kalsum.

Ia menjelaskan, berdasarkan kronologi yang sudah diterima yaitu pada tanggal 1 Agustus 2022, Puskesmas Unit 2 Kecamatan Sumbawa, menerima pasien ibu Rohayu (36), usia kehamilan 31 minggu lebih artinya belum waktunya melahirkan pada persalinan normal.

"Riwayat rekam medis, Rohayu sebelumnya pada anak ketiga sudah lahiran operasi cesar, dan ini tentu berisiko," ungkap Ummi Kalsum.

Saat tiba di IGD RSUD, petugas menerima dengan riwayat ibu Rohayu sudah pendarahan per vaginal dari rumah.

Ketika diperiksa oleh petugas di IGD, pendarahannya pada kategori minimal, tidak banyak dan sudah tidak aktif lagi. Tanda vital masih batas normal, hb 10 gram, kondisi hb itu wajar terjadi pada ibu hamil trimester terakhir.

Pada proses lahiran prematur, kata Ummi Kalsum, terlebih dahulu perlu dimatangkan dulu paru-paru anak dengan memberikan obat pada infus ibu, agar ibu dan anak selamat.

Baca juga: 6 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat yang Perlu Diwaspadai

Oleh karena itu, ibu Rohayu rawat inap menunggu proses reaksi obat pematangan paru sebelum bayi lahir.

Begitu  melihat riwayat medis disertai pendarahan dan posisi bayi melintang, dokter meminta keluarga siapkan dua kantong darah untuk persiapan operasi cesar. Tetapi keluarga hanya dapat 1 kantong.

Saat kunjungan pagi dokter di hari Selasa 2 Agustus 2022, kondisi pendarahan minimal dan tidak aktif, Rohayu bisa berbincang dengan dokter sambil duduk dan kondisinya baik dengan tensi nadi normal.

Namun, sekitar pukul 13.14 Wita, tiba-tiba perut Rohayu mulas dan pendarahan banyak, dokter langsung ambil tindakan operasi cesar.

Proses persalinan ini dengan kondisi ibu pendarahan, namun kantong darah yang diterima hanya satu sehingga masih sangat kurang dengan risiko pada ibu sangat banyak.

"Bisa disimpulkan penyebab kematian ibu Rohayu karena kekurangan darah," jelas Ummi Kalsum.

Menurutnya, dalam buku ibu dan balita sudah dicantum SOP sebelum persalinan, yakni pihak keluarga harus mencantumkan lima orang yang siap donor ketika proses persalinan dilakukan.

Sementara, berat bayi Rohayu yang lahir (BBRL) 1,8 Kg dengan selamat dan sudah mendapatkan pertolong medis di NICU RSUD Sumbawa.

"Bayi BBRL 1,8 KG, berisiko mengalami stunting ke depan, karena faktor penyebabnya banyak," semoga keluarga dapat menjaga dan mencukupi gizi dengan baik pada 1000 hari pertama kehidupannya.

Faktor Pendarahan

Pendarahan, penyebab utama kematian ibu hamil di Indonesia terjadi. Ummi Kalsum mengatakan, sebenarnya sejak ibu sebelum hamil bahkan saat remaja banyak menderita anemia menjadi salah satu pemicu.

"Ibu hamil saat gizi kurang tercukupi dengan baik bisa menyebabkan kurang darah (anemia), apalagi jika ada riwayat penyakit itu sejak sebelum hamil," ujarnya.

Berdasarkan data, angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas di Kabupaten Sumbawa mengalami fluktuasi.

Pada 2017, angka bisa ditekan sekitar 4 kasus. Selanjutnya, 2018 angka naik menjadi 12 kasus. Sedangkan, pada 2019 turun lagi 8 kasus. Pada 2020 naik menjadi 11 kasus. Sementara, pada 2021 turun menjadi 9 kasus, dan 2022 sampai bulan Juli sudah 6 kasus.

Di Kabupaten Sumbawa, kematian ibu belum bisa diangkakan, karena persyaratan untuk angka per 100.000 kelahiran hidup. Sementara belum sampai 100 ribu, jumlah persalinan masih kurang lebih 8.000. Oleh karenanya, angka real kematian saja yang bisa dicantumkan.

Terkait kematian ibu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa menetapkan batas toleransi kematian, 8 per tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kunjungi Merauke Setelah Dilantik, Pangdam XVII Cenderawasih: Menyampaikan Kebijakan dalam Tugas TNI

Kunjungi Merauke Setelah Dilantik, Pangdam XVII Cenderawasih: Menyampaikan Kebijakan dalam Tugas TNI

Regional
Sagu, Pangan Lokal Bernilai Filosofis bagi Masyarakat Jayapura

Sagu, Pangan Lokal Bernilai Filosofis bagi Masyarakat Jayapura

Regional
Sosok Kabag Hukum Pemkot Jambi yang Laporkan Siswi SMP ke Polisi, Ternyata Mantan Jaksa Kejari Jambi

Sosok Kabag Hukum Pemkot Jambi yang Laporkan Siswi SMP ke Polisi, Ternyata Mantan Jaksa Kejari Jambi

Regional
Ingin Bertemu Gibran, Masyarakat Indonesia di Korea Selatan Berbondong-bondong Datangi KBRI Seoul

Ingin Bertemu Gibran, Masyarakat Indonesia di Korea Selatan Berbondong-bondong Datangi KBRI Seoul

Regional
Tuntaskan Misi ke Candi Borobudur, Biksu Thudong Akui Sulit Meditasi di Indonesia

Tuntaskan Misi ke Candi Borobudur, Biksu Thudong Akui Sulit Meditasi di Indonesia

Regional
Pemkot Jambi Cabut Laporan Siswi SMP Pengkritik Wali kota, KPAI: Pendampingan dan Perlindungan Harus Diberikan

Pemkot Jambi Cabut Laporan Siswi SMP Pengkritik Wali kota, KPAI: Pendampingan dan Perlindungan Harus Diberikan

Regional
29 Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Sumbawa Ikuti Ujian Semester di Sekolah Lain

29 Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Sumbawa Ikuti Ujian Semester di Sekolah Lain

Regional
Bobol Warung Mi Ayam, Ayah dan Anak di Wonogiri Ditangkap Polisi

Bobol Warung Mi Ayam, Ayah dan Anak di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
 Ditangkap Atas Kasus Kepemilikan 6,18 Kg Sabu, Kades di Tanggamus Lampung Minta Maaf ke Warganya

Ditangkap Atas Kasus Kepemilikan 6,18 Kg Sabu, Kades di Tanggamus Lampung Minta Maaf ke Warganya

Regional
Pamer Foto Mesra Megawati dan Jokowi di Instagram, Ganjar: Duo Panutan, Seiring Sejalan

Pamer Foto Mesra Megawati dan Jokowi di Instagram, Ganjar: Duo Panutan, Seiring Sejalan

Regional
KPU Nunukan Temukan Camat dan Kepala Sekolah 'Nyaleg'

KPU Nunukan Temukan Camat dan Kepala Sekolah "Nyaleg"

Regional
Tahu Akan Ditangkap Polisi, Maling Motor di Demak Pilih Serahkan Diri

Tahu Akan Ditangkap Polisi, Maling Motor di Demak Pilih Serahkan Diri

Regional
Sosok SFA, Siswi SMP yang Dilaporkan ke Polisi karena Kritik Pemkot Jambi, Pernah Nekat Temui Jokowi

Sosok SFA, Siswi SMP yang Dilaporkan ke Polisi karena Kritik Pemkot Jambi, Pernah Nekat Temui Jokowi

Regional
Ada SPKLU di Jalur Semarang-Solo, Masyarakat Diminta Tak Ragu Gunakan Mobil Listrik

Ada SPKLU di Jalur Semarang-Solo, Masyarakat Diminta Tak Ragu Gunakan Mobil Listrik

Regional
24 Perempuan Asal NTB Korban TPPO Alami Trauma

24 Perempuan Asal NTB Korban TPPO Alami Trauma

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com