Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena PMK, Petani Bantul Kehilangan "Tabungan" Mereka

Kompas.com - 08/07/2022, 20:23 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit mulut dan Kuku (PMK) menyebabkan sejumlah petani di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, yang memiliki sapi sebagai tabungan mereka merugi.

Sebab, saat terpapar tak sedikit yang mati.

Salah seorang peternak di Padukuhan Pentung, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Adi Kemis (70) menceritakan seekor sapi betina miliknya mati pada Juni 2022 lalu.

Baca juga: Pakar Kesehatan Hewan Berharap Pemda Kawal Ganti Rugi Ternak yang Mati akibat PMK

Saat itu, PMK sedang banyak menyerang ternak di kawasan tersebut, padahal sapinya tidak pernah dibawa keluar.

"Sapi saya mulutnya mengeluarkan liur terus-menerus, kemudian nafsu makan sama sekali hilang, sampai empat hari tak mau makan dan minum," kata pria yang akrab disapa Mbah Kemis kepada wartawan di Bantul, Jumat (8/7/2022)

Saat itu, dirinya memanggil salah satu petugas kesehatan hewan dan sapinya diberikan suntikan.

Pada suntikan ketiga, sapi betina yang sempat ditawar Rp 22 juta mau makan. Namun, saat dirinya ke ladang diberi kabar oleh sang istri jika sapinya sekarat.

"Kondisi sekarat lalu saya sembelih, dan dijual laku hanya Rp 4 juta. Tabungan Rp 22 juta hilang, tapi masih beryukur anaknya masih hidup," kata dia.

Dari empat sapi yang dimilikinya, hanya sapi indukan itu yang mati.

Baca juga: Ada PMK, Penjualan Sapi Kurban di Palopo Malah Meningkat

Petani lainnya Tugiyem mengatakan ada dua ekor sapi miliknya yang mati diduga terpapar PMK.

Saat ini dirinya hanya memiliki satu ekor sebagai tabungan, jika nantinya ada kebutuhan mendesak.

"Saya tidak tahu sapi saya tertular PMK dari mana, wong sapi jarang keluar dari kandang. Tahu-tahu mulut sapi meler dan kuku sapi melepuh ada nanahnya," kata dia.

Lurah Seloharjo, Kapanewon Pundong, Mahardi Badrun mengatakan ada banyak sapi yang mati diduga karena PMK di wilayahnya.

Baca juga: Antisipasi PMK Jelang Idul Adha, Hewan Ternak di Banyuwangi Diberi Sertifikat Veteriner

Jika dihitung secara rupiah bisa sampai ratusan juta kerugiannya.

"Kalau dulu orang menyebut penyakit 'gomen', tetapi sekarang lebih parah, dan bisa sampai kematian," kata Mahardi.

Dia sudah melaporkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, namun sejauh ini kebanyakan petani sendiri yang mengobati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com