Salin Artikel

Karena PMK, Petani Bantul Kehilangan "Tabungan" Mereka

Sebab, saat terpapar tak sedikit yang mati.

Salah seorang peternak di Padukuhan Pentung, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Adi Kemis (70) menceritakan seekor sapi betina miliknya mati pada Juni 2022 lalu.

Saat itu, PMK sedang banyak menyerang ternak di kawasan tersebut, padahal sapinya tidak pernah dibawa keluar.

"Sapi saya mulutnya mengeluarkan liur terus-menerus, kemudian nafsu makan sama sekali hilang, sampai empat hari tak mau makan dan minum," kata pria yang akrab disapa Mbah Kemis kepada wartawan di Bantul, Jumat (8/7/2022)

Saat itu, dirinya memanggil salah satu petugas kesehatan hewan dan sapinya diberikan suntikan.

Pada suntikan ketiga, sapi betina yang sempat ditawar Rp 22 juta mau makan. Namun, saat dirinya ke ladang diberi kabar oleh sang istri jika sapinya sekarat.

"Kondisi sekarat lalu saya sembelih, dan dijual laku hanya Rp 4 juta. Tabungan Rp 22 juta hilang, tapi masih beryukur anaknya masih hidup," kata dia.

Dari empat sapi yang dimilikinya, hanya sapi indukan itu yang mati.

Petani lainnya Tugiyem mengatakan ada dua ekor sapi miliknya yang mati diduga terpapar PMK.

Saat ini dirinya hanya memiliki satu ekor sebagai tabungan, jika nantinya ada kebutuhan mendesak.

"Saya tidak tahu sapi saya tertular PMK dari mana, wong sapi jarang keluar dari kandang. Tahu-tahu mulut sapi meler dan kuku sapi melepuh ada nanahnya," kata dia.

Lurah Seloharjo, Kapanewon Pundong, Mahardi Badrun mengatakan ada banyak sapi yang mati diduga karena PMK di wilayahnya.

Jika dihitung secara rupiah bisa sampai ratusan juta kerugiannya.

"Kalau dulu orang menyebut penyakit 'gomen', tetapi sekarang lebih parah, dan bisa sampai kematian," kata Mahardi.

Dia sudah melaporkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, namun sejauh ini kebanyakan petani sendiri yang mengobati.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/08/202314778/karena-pmk-petani-bantul-kehilangan-tabungan-mereka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke