NUNUKAN, KOMPAS.com – Klenteng San Sen Kong yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi lambang persatuan dan semangat gotong rotong etnies Tionghoa di perbatasan RI–Malaysia.
Pembangunan klenteng dipelopori oleh 7 tokoh Tionghoa di Nunukan, masing masing Masran, Sunardi, Asun Sunarko, Suryamin Candra, Edi Lianto, Diky Hendrawan dan Hendrik Abung.
"Wacana pembangunan klenteng muncul tahun 2006, dibangun 2007 dan dikerjakan setahun penuh, lalu diresmikan 9 Maret 2008 oleh Bupati Nunukan pertama Abdul Hafid Achmad," ujar Humas Klenteng San Sen Kong Nunukan, Susanto, Senin (31/1/2022).
Klenteng ini merupakan cerminan gotong royong dan semangat para etnies Tionghoa di Nunukan.
Baca juga: Pasca-Ganjar Pranowo Marah-marah Tendang Tembok SMAN 1 Tawangmangu, Ini Kata Disdikbud Jateng
Sejak wacana pembangunan klenteng disuarakan, para pengusaha tersebut mencari lahan seluas 30x60 meter dengan lokasi strategis di Jalan Pembangunan Nunukan Barat.
Mereka memanggil tukang berpengalaman dalam membuat kelenteng. Terpilihlah Pak Rahmat, seorang tukang dari Tuban, Jawa Timur.
Dengan pengalamannya yang terlibat dalam pembangunan klenteng terbesar Kwan Sing Bio Tuban, Rahmat membangun klenteng San Sen Kong dengan nuansa khas Jawa-China.
"Seluruh ornamen dibuat Pak Rahmat, termasuk detail ukirannya. Ada dua puluh tukang yang membangun klenteng dan dibantu langsung oleh para etnies Tionghoa," kata dia.