Klenteng San Sen Kong yang berarti Tiga Ajaran, Budha, Thao dan Konghucu ini ternyata memiliki arti penting bagi para keturunan China di perantauan ini.
Mereka rela meninggalkan bisnis mereka demi ikut berpartisipasi dalam membangun klenteng.
"Mereka yang biasa cuma duduk terima uang dalam toko, semua datang ke klenteng. Mereka membuat tenda, ibu-ibu memasak di tempat proyek, pokoknya namanya gotong royong begitu hidupnya saat itu," tutur Susanto.
Taoke dan bos-bos toko maupun pemilik penginapan di Nunukan, asalkan dari warga Tionghoa, semua rela berpanas panasan, mengaduk semen, dari pagi hingga sore.
Semua menanggalkan ego mereka, menjadi sama rata tanpa mengenal istilah senior atau junior.
"Bisa dikatakan, San Sen Kong mengumpulkan kami warga Tionghoa di perantauan," ujar dia.
Pembangunan San Sen Kong diakui cukup lama. Detail mengenai ukiran naga kembar, singa, bunga teratai dan pernik khas Tionghoa membuat proses pembangunan cukup hati-hati.
Kayu jati ukiran Jepara dan genteng yang dipesan langsung dari China menjadi faktor lamanya penyelesaian pembangunan San Sen Kong.
"Kebetulan ada warga kami di Tawau, Malaysia, punya link untuk memesan gentengnya langsung dari China. Itu sekitar empat bulan pengiriman baru sampai Indonesia. Selain itu, kayu jati asli ukiran Jepara juga tidak sebentar dibuat," kata dia.
Tidak mengherankan, seluruh warga Tionghoa di Nunukan membuat pesta meriah saat pembangunan klenteng rampung.
Berbagai hidangan disuguhkan dengan nuansa jamuan China.
Para undangan membentuk kelompok dan menghadap masing masing sebuah meja penuh hidangan mewah.
Baca juga: Dilaporkan sebagai Pelaku Asusila, Oknum Ketua RW di Nunukan Segera Dipecat
Tim Barongsai profesional didatangkan untuk menambah semarak perayaan sebagai persembahan syukur karena mereka memiliki fasilitas sembahyang.
"Kami di perbatasan RI–Malaysia, warga dengan kemajemukannya dan kekayaan tradisinya. Kami tidak pernah mendapat perlakuan diskriminasi dan cerminan guyub rukun membuat semua golongan bisa menghargai keyakinan masing-masing," kata Susanto.