Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siti Romlah, Berjuang Menyakinkan Warga Magetan Mengubah Sampah Jadi Emas

Kompas.com - 25/12/2021, 15:22 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Siang itu, Sri Wahyuni dan lima ibu-ibu Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sibuk memilah gelas plastik bekas air mineral.

Bagi Sri dan lima ibu-ibu lainnya, aktivitas itu merupakan pekerjaan sampingan yang dikerjakan setelah tugas di rumah rampung.

 

Setelah dipilah, gelas plastik akan diubah menjadi kerajinan tangan. Aktivitas itu mereka lakukan di rumah Ketua Penggerak PKK Desa Dukuh, Siti Romlan.

Dari aktivitas itu, Sri sudah mempunyai tiga kartu keping emas dengan berat masing-masing 0,1 gram. Setiap keping emas itu senilai Rp 124.000.

Ia mengaku, kartu emas itu dikumpulkan selama tiga bulan terakhir. Ia sedang menabung untuk biaya sekolah anaknya.

"Masa corona seperti ini harus pandai menyimpan karena penghasilan suami tidak mesti," kata Sri saat berbincang di Desa Dukuh, Kamis (23/12/2021).

Bank sampah

Tak jauh dari Sri dan lima ibu-ibu yang sedang memilah gelas plastik, terlihat Siti Romlan sedang menata sejumlah kertas berukuran 5x5 centimeter yang terdapat titik berkilau di bagian tengah.

Titik berkilau itu merupakan pantulan cahaya matahari yang mengenai emas murni 24 karat yang terdiri dari berbagai ukuran. Ukuran emas paling kecil seberat 0,025 seharga Rp 37.500.

“Ini baru selesai melayani ibu-ibu tukar sampah dengan emas,” kata Siti saat ditemui di kediamannya, Kamis.

Siti Romlah memanfaatkan bagian kanan rumahnya sebagai penampungan sementara sampah plastik, terutama gelas air mineral yang diambil dari rumah warga. Tempat tersebut juga digunakan sebagai tempat memilah sampah.

Baca juga: Video Viral Dugaan Pungli di Samsat Magetan, Polisi: Sudah Diproses, Pelakunya Pekerja Harian Lapangan

Siti baru bergelut dengan sampah selama satu tahun terakhir, aktivitas itu dimulai saat ada bank sampah di desanya.

“Pada awalnya satu bulan bank sampah itu enggak jalan. Enggak ada warga yang setor sampah,” katanya.

Sebagai Ketua penggerak PKK, Siti Romlah mengaku terpanggil untuk mengetahui mengapa bank sampah di desanya tidak bisa berjalan. Padahal sampah berserakan di rumah warga.

Berdasarkan survei yang dilakukannya, diketahui banyak warga yang enggan menyimpan sampah. Warga memilih membakar atau membuang sampah rumah tangga mereka.

 

Siti Romlah pun berinisiatif membagikan tiga karung sebagai tempat sampah kepada warga.

“Akhirnya kita membagikan tiga karung kepada warga. Kita tulis kertas, plastik dan botol agar warga mudah menyimpan sampah mereka,” ujarnya.

Karung gratis itu berhasil memancing warga untuk memilah sampah rumah tangga. Meski begitu, bank sampah di desa itu belum berjalan seperti yang dikehendaki. Warga masih enggan menyetorkan sampah.

Siti lalu membuat jadwal pengambilan sampah pada titik tertentu di perumahan warga. Ia dan suaminya turun langsung memungut sampah dari rumah warga dibantu sejumlah pekerja.

“Sesuai jadwal saya dan suami saya turun ke rumah warga mengambil sampah yang sudah dipilah,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com