Satu truk hanya untung Rp 30.000
Menurut Siti Romlah, dibutuhkan orang yang serius dan bertanggung jawab untuk mengurus sampah. Apalagi, warga butuh kemudahan untuk memilah hingga menyetor sampah ke bank.
Beberapa bulan kemudian kegiatan memungut sendiri sampah dari rumah warga berjalan lancar.
Demi menggugah kesadaran warga untuk peduli sampah, Siti Romlah mengaku tak memikirkan untung dari memungut sampah. Warga membutuhkan keterbukaan terkait harga sampah.
Setiap ada kenaikan maupun penurunan harga sampah, Siti Romlah memasang pengumuman di rumahnya.
“Mereka pikir untung sampah itu besar, makanya kita pasang pengumuman harga sampah kalau ada perubahan. Satu truk itu kalau dihitung untungnya hanya Rp 30.000,” katanya.
Setelah enam bulan, bank sampah di desa itu akhirnya berjalan normal. Warga mulai terbiasa memilah sampah dan mengetahui hasil jerih payah mereka melalui rekening tabungan di bank sampah.
Sistem pembayaran juga mengikuti keingingan warga. Ada warga yang memilih pembayaran dengan sembako untuk kebutuhan sehar-hari.
“Makanya disini kita juga sediakan sembako karena sebagian warga butuh menukar dengan sembako bukan tabungan,” ucap Siti Romlah.
Baca juga: Dugaan Korupsi Pemotongan Upah THL PDAM Madiun, Dirut Teknik PDAM Magetan Ditahan
Sulitnya menyulap sampah menjadi emas
Siti Romlah mengaku mempunyai kegemaran berinvestasi emas sebagai tabungan masa depan anak-anaknya. Menurutnya, menyimpan emas lebih menguntungkan karena harga emas yang cenderung naik dan relatif lebih stabil.
Ia kemudian berupaya menularkan kebiasaan tersebut kepada warga. Pada awal menawarkan investasi emas mini gold untuk ditukar sampah, banyak warga yang merasa aneh.
Sebagian besar warga desa hanya mengetahui emas sebagai perhiasan.
“Di benak mereka emas itu perhiasan, yang bisa dipakai dan bisa dipamerkan. Emas kok sak klenteng (biji kapuk) mereka enggak mau,” ujarnya tersenyum mengingat hal tersebut.
Untuk menarik warga, Siti mengaku menggunakan pengalaman keluarganya yang sering menabung emas sebagai investasi dari mengumpulkan sampah.
“Anak saya setiap ada sampah saya suruh pungut dikumpulkan. Beberapa bulan dia sudah punya simpanan beberapa gram emas,” jelasnya.
Siti juga mengaku sering memberikan pemahaman pentingnya investasi emas setiap ada arisan warga maupun pengajian.