MEDAN, KOMPAS.com - Saat ini, akan sulit mencari orang yang tak mengenal Danau Toba.
Keterkenalannya sudah dimulai dari sekolah dasar. Buku geografi para siswa pasti mengulas danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Toba ini.
Baca juga: Promosikan Wisata Danau Toba Aman, 20 Kapal Motor Konvoi Rayakan Harhubnas
Danau yang di tengah-tengahnya terdapat Pulau Samosir ini menjadi hamparan air terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Danau Toba yang Instagramable
Luasnya sampai mengitari tujuh kabupaten di Sumatera Utara, yaitu Karo, Simalungun, Samosir, Dairi, Toba, Humbanghasundutan, dan Tapanuli Utara.
Baca juga: 5 Oleh-oleh Khas Kawasan Danau Toba, dari Ulos hingga Tipatipa
Sangat disayangkan jika Anda sedang berada di Kota Medan atau di tujuh kabupaten lingkar danau, atau di wilayah lain yang masih berada di Sumut, tak mampir ke danau cantik ini.
Dari Kota Medan, perjalanan jalur darat bisa ditempuh dengan bus, taksi travel, dan kendaraan pribadi, dengan waktu tempuh tiga hingga empat jam.
Terserah mau datang lewat mana, langsung rute Parapat atau memutar lewat Dairi.
Sekarang, jalur Parapat semakin cepat sejak ada Tol Tebingtinggi.
Jika lewat Dairi, sedikit lebih lama, tetapi pemandangan alam dan perkampungan yang disuguhkan sepanjang perjalanan akan membuat kita lupa waktu.
Jika mau lebih cepat dan nyaman, naik pesawat langsung ke Bandara Silangit di Kabupaten Toba.
Jika dari Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, waktu tempuhnya sekitar 30 menit.
Berdoalah agar cuaca cerah, sebab begitu landing, dari sudut bandara sudah terlihat air danau yang dari kejauhan mengikuti warna langit, biru.
"Danau yang keren, beken, dan paten. Punya alam yang indah, historis kaldera yang kuat, bekas ledakan dahsyat ribuan tahun silam. Budayanya sangat kaya dan berkarakter seperti Bali. Kami mendorong untuk semakin dilestarikan sehingga menjadi daya tarik wisatawan, akhirnya mendatangkan kesejahteraan," kata mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Danau vulkanik ini menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP), sejajar dengan Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
DSP merupakan bagian dari program “10 Bali Baru” yang dicanangkan pemerintah.
Nantinya, destinasi-destinasi tersebut tak hanya menjadi daya tarik wisatawan, tetapi juga menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan warga setempat.
"Ini kedatangan kedua saya dalam dua bulan ini. Saya tadi mencoba kopi, pisang goreng, dan ombus-ombus, semuanya enak. Tempat ini adalah bentuk kerja sama pemerintah dengan masyarakat. Kita bangun fasilitas wisata instagramable," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno kepada wartawan di Adian Nalambok, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, pada pertengahan Februari 2021.