Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 di Wonogiri Selama PPKM Darurat Tinggi, Sehari Capai 28 Orang

Kompas.com - 19/07/2021, 22:55 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyatakan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 selama PPKM darurat tinggi.

Angka kematian akibat Covid-19 di bumi gaplek mencapai 28 orang dalam sehari.

Berdasarkan data yang dilansir Pemkab Wonogiri, total jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal sejak PPKM darurat dimulai hingga saat ini mencapai 176 orang.

Jika ditotal sejak awal pandemi, jumlah pasien positif Covid-19 meninggal dunia sebanyak 442 orang. 16 hari kemudian, jumlah kasus kematian bertambah menjadi 618 orang.

“Banyak dari luar daerah (jenazah pasien positif Covid-19) yang masuk di Kabupaten Wonogiri,” kata Jekek sapaan akrab Joko Sutopo kepada Kompas.com, Senin (19/7/2021).

Baca juga: 101 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sepekan, Wonogiri Kembali Jadi Zona Merah

Dirinya baru mengetahui kondisi itu setelah menggelar rapat koordinasi evaluasi penanganan Covid-19 bersama instansi terkait, camat dan kepala desa.

Tak hanya itu, rata-rata pasien meninggal saat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Bahkan ada beberapa pasien yang meninggal saat tiba di rumah sakit.

Menurut Jekek, banyaknya pasien dalam kondisi kritis masuk ke rumah sakit lantaran saat mengalami gejala terinfeksi Covid-19 tidak terbuka pada pemerintah.

Sebab, warga khawatir akan diasingkan oleh lingkungan sekitar.

“Masyarakat terkadang menyembunyikan kondisi riilnya. Tolong sampaikan seobyektif mungkin kondisi masing-masing pihak. Kalau kondisi riil disampaikan maka akan dilakukan langkah-langkah penanganan secepat mungkin,” kata Jekek.

Baca juga: Pasien Melonjak Tajam, Ketersediaan Oksigen Medis di Wonogiri Kritis

Ia mencontohkan, seorang warga isoman mengabaikan ketika dihubungi petugas kesehatan.

Padahal, kata Jekek, petugas itu menanyakan perkembangan kondisi pasien pascaterpapar Covid-19.

Namun, setelah mengalami sesak napas baru menghubungi petugas kesehatan.

Tak hanya itu, ditemukan fakta warga tidak berani melaporkan anggota keluarga yang mengalami gejala Covid-19.

Mereka takut diasingkan warga setempat saat keluarganya ternyata positif Covid-19.

Setelah mengalami gejala berat, anggota keluarga baru dilarikan ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal.

Untuk itu, Jekek meminta warga tak lagi memanipulasi kondisi keluarga yang mengalami gejala terinfeksi Covid-19.

“Yang harus dipikirkan aspek keluarga yang berpotensi terpapar. Jadi kami mohon agar semua membangun kesadaran kolektif untuk menyampaikan kondisi riil itu itu bukan sesuatu yang harus dimanipulasi,” pungkas Jekek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com