ACEH UTARA, KOMPAS.com – Masyarakat Aceh menyambut suka cita bulan Ramadhan yang dimulai besok, Selasa (13/4/2021). Sehari sebelum Ramadhan, masyarakat di ujung Pulau Sumatera itu mengawali tradisi meugang, memakan daging sehari sebelum puasa, Idul Fitri dan Idul Adha.
Tahukah Anda asal mula tradisi ini?
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Lhokseumawe, Yus Dedi, per telepon, Senin (12/4/2021) menyebutkan, tradisi itu berawal saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam.
Sehari sebelum Ramadhan, Sultan meminta petinggi istana untuk membagikan daging sapi dan kerbau pada rakyat. Utamanya fakir miskin.
Kenduri pun digelar di istana, Sultan bersama seluruh pembesar istana hadir dan santap daging bersama.
“Itu bentuk syukur dan suka cita menyambut Ramadhan. Dulu sampai kini kan begitu, pimpinan bahkan orang yang lebih pendapatannya berbagi daging pada masyarakat kurang mampu,” sebut Yus Dedi.
Baca juga: Mengenal Meugang, Tradisi Unik Jelang Ramadhan, Eratkan Kebersamaan Melalui Daging Sapi
Bahkan, ketika Belanda menaklukan Aceh dan berhasil menjajah, tradisi meugang tetap dipertahankan hingga kini. Bedanya, meugang bukan dibagi daging oleh Belanda langsung pada rakyat. Namun lewat pimpinan desa yang menjadi sekutu Belanda.
Ucapan Yus Dedi bisa ditemui dalam sejumlah literatur sejarah Aceh. Sejarawan asing sekelas Denys Lombard dalam buku Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda, menyebutkan adanya upacara meugang di Kerajaan Aceh Darussalam.
Bahkan, disebutkan meugang dilanjutkan tradisi ziarah pada makam para sultan yang telah meninggal dunia. Denys menyebut, ada semacam peletakan karangan bunga di atas makam Sultan usai tradisi santap daging bersama di istana.
Baca juga: Siasat Pemerintah Agar Tradisi Meugang di Aceh Tetap Berlangsung
Sejarawan Belanda yang lama menetap di Aceh era penjajahan, C Snouck Hurgronje dalam buku Aceh Di Mata Kolinialis, menyebutkan persiapan masyarakat Aceh jelang puasa bahkan dilakukan selama tiga hari sebelum Ramadhan. Termasuk meugang didalamnya. Tujuannya, agar di hari awal puasa, masyarakat tak perlu berbelanja.
“Bukankah mereka yang berpuasa letih, sehingga perlu persiapan di awal-awal, sehingga tak perlu berbelanja dulu di awal puasa,” tulis Snouck.