Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Josua yang Viral, Rumah Tertimpa Batu yang Diduga Meteor hingga Dapat Uang Rp 200 Juta

Kompas.com - 19/11/2020, 06:44 WIB
Oryza Pasaribu,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TAPANULI TENGAH, KOMPAS.com - Josua Hutagalung (33), pria asal Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, kembali viral.

Tidak tanggung-tanggung, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati ini menemukan bongkahan batu meteor beberapa waktu lalu, dan menjadi pemberitaan di beberapa media luar negeri.

Pasalnya, batu yang ditemukannya pada awal Agustus 2020 itu dikabarkan sudah terjual dan dibeli oleh seorang kolektor meteor asal Amerika dengan harga yang fantastis, yaitu 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar.

"Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan seluler, Rabu (18/11/2020).

Josua menceritakan, proses transaksi jual beli batu meteornya itu terjadi sekitar tiga pekan setelah batu itu ditemukan dan kabarnya viral di berbagai media.

Baca juga: Viral Diduga Batu Meteor Jatuh di Rumah Josua, Bikin Penasaran Warga hingga Ditawar Rp 1 Miliar

 

Saat itu, Josua menerima pesan lewat Facebook Messenger dari seseorang yang diakuinya bernama Jared Collins, warga negara asing yang tinggal di Bali.

"Orang bule, iya namanya Jared. Dia yang mengirim pesan lewat Facebook Messenger," ucap Josua.

Josua menerangkan, dalam pesan itu Jared berminat atas batu tersebut dan akan mendatangi Josua di kediamannya. Mulanya Josua ragu, tetapi rupanya benar. Jared datang dan melihat batu tersebut dan langsung membayarnya.

"Yang saya jual tidak semua, hanya serpihannya saja. Soalnya sebelumnya batu itu juga sudah pecah, dan jadi mainan anak-anak di rumah. Beratnya yang dibawa sekitar 1,7 kilogram," kata Josua.

Menurut laporan Daily Star, Selasa (17/11/2020), meteor itu dibeli seorang kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar (kurs Rp 18.600 per poundsterling).

 

Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.

Seorang ahli meteorit, Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim oleh kolektor bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut, sekaligus melakukan negosiasi harga.

"Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit," kata Jared dikutip dari Daily Star.

"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS."

"Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata adalah negosiator yang cerdik."

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com