Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Jangan Sampai Pulau Komodo Berubah Jadi Pulau Mang Dodo

Kompas.com - 27/10/2020, 07:52 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah lingkungan dan konservasi, Dedi Mulyadi meminta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk tidak mengusik habitat komodo di Taman nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Sebab, komodo di daerah sana sudah menjadi ikon daerah dan harus dilindungi.

Hal itu disampaikan Dedi terkait dengan rencana Pemprov NTT untuk membangun Jurassic Park di kawasan itu. Rencana itu merupakan bagian dari pengembangan industri pariwisata.

Menurut Dedi, komodo di pulau itu merupakan habitat asli dan mestinya menjadi prioritas untuk dilindungi. Sementara industri pariwisata hanya mengambil menafaat dari habitat itu.

"Namun habitat aslinya itu adalah komodo. Dengan demikian, yang benar-benar dilindungi ya komodo. Pemerintah harus fokus pada perlindungan komodo," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Polemik Proyek Jurassic Park, Pemprov NTT: Harus Dibedakan Pulau Rinca dan Pulau Komodo

Menurut Dedi, pengembangan industri pariwisata di kawasan taman nasional komodo jangan sampai mengganggu habitat asilnya, yakni komodo. Sebab, jika komodo terganggu, ia khawatir proses reproduksi satwa khas Indonesia terganggu pula sehingga terancam punah.

Kemudian pulau tersebut malah mayoritas dihuni oleh manusia, bukan lagi komodo.

"Jangan sampai Pulau Komodo berubah jadi pulau Mang Dodo karena kebanyakan malah dihuni manusia. Sementara habitat aslinya tersingkir," kata Dedi.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu menyatakan pihaknya membangun Jurassic Park di Kawasan Taman Nasional Komodo sebagai bentuk dukungan terhadap gagasan Presiden Jokowi tentang pariwisata.

Lokasinya berada di Pulau Rinca yang diperuntukkan untuk pariwisata umum. Sementara di Pulau Komodo sendiri, Marius mengatakan tidak ada pembangunan pariwisata karena daerah itu masuk kawasan konservasi.

"Jadi harus dibedakan antara Pulau Komodo sebagai daerah konservasi dan Pulau Rinca yang diperuntukan untuk mass tourism (pariwisata umum)," ujar Marius kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Pengunjung Pulau Komodo Dibatasi Maksimal 50.000 Orang Setahun

Rencana itu mendapat kritik dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Drektur Walhi Nur Hidayati menilai rencana itu akan membuat komodo sebagai habitat aslinya tersiksa. Walhi menyebut rencana pembangunan Jurassic Park di taman nasional komodo tidak berbasis keilmuan dan bertentangan dengan kearifan lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com