Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Brebes Capai 587 Kasus

Kompas.com - 15/10/2020, 20:14 WIB
Tresno Setiadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKB) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih terbilang cukup tinggi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mencatat sejak tahun 2019 hingga kini terdapat 82 kasus AKI dan 505 kasus AKB.

"Kematian ibu dan bayi merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek. Baik aspek klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan maupun faktor–faktor nonkesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dr Sartono di Brebes, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Angka Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, Hendi Minta BPJS Permudah Akses

Sartono mengatakan, pihaknya menghendaki adanya persamaan persepsi dan pengertian dari semua pihak mengenai peran dan pentingnya berbagai aspek tersebut.

"Untuk mengatasinya harus terintegrasi menyeluruh dari berbagai aspek," kata Sartono.

Menurutnya, ada dua faktor penyebab kematian ibu, yakni penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung di antaranya seperti perdarahan, preeklamsia/eklamsia dan infeksi.

Sementara penyebab tidak langsung yaitu penyakit jantung, anemia, dan TBC.

Baca juga: Menkes: Masalah Kesehatan Indonesia adalah Stunting dan Kematian Ibu-Anak

Menanggapi hal itu, Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, meski terkonsentrasi menangani pandemi Covid-19, kasus AKI dan AKB yang masih tinggi jangan sampai luput dari perhatian.

“Meskipun kita masih berjibaku dalam penanganan pencegahan penyebaran Covid-19, tapi jangan sampai kita mengesampingkan problematika kesehatan yang lain seperti AKI dan AKB,” kata dia.

Dikatakan Idza, upaya memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak telah menjadi prioritas utama pemerintah.

Menurut dia, tinggi rendahnya AKI dan AKB menjadi indikator utama derajat kesehatan suatu negara.

“AKI dan AKB menjadi indikator kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, pengetahuan masyarakat, kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan,” tutur Idza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com