BADUNG, KOMPAS.com - Seekor penyu hijau dilaporkan mati usai terdampar di sekitar perairan Serangan, Denpasar, Bali, Jumat (1/5/2020) lalu.
Satwa dilindungi itu mati diduga karena memakan plastik.
Setelah dinayatakan mati, tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar melakukan pembedahan atau nekropsi di klinik hewan Kedonganan Veterinary, Senin (4/5/2020) pukul 10.00 Wita.
Baca juga: Polisi Tangkap Warga Kalbar yang Selundupkan Ribuan Butir Telur Penyu ke Malaysia
Dari hasil nekropsi pada usus penyu ditemukan benang pancing, plastik, keong kecil, serta sisa makanan.
Dugaan kematian satwa dilindungi ini disebabkan oleh benda asing atau plastik tersebut.
"Plastik itu menyebabkan pada saluran pencernaan terjadi obtruksi, puntiran, dan trauma pada usus halus," kata Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso, saat dihubungi, Selasa malam.
Namun, pihaknya mengaku masih memerlukan kajian lebih lanjut untuk menentukan penyebab kematiannya.
Yudiarso mengatakan, penyu tak bisa membedakan makanan di laut, apakah plastik atau bukan.
Baca juga: Penyu Dilindungi Kembali Dilepasliarkan di Tanjung Karang Sulteng
Plastik yang mengapung akan dianggap seperti makanan oleh penyu tersebut.
"Ini menjadi masalah bagi penyu dan mamalia laut lainnya sperti paus," kata dia.
Menurutnya, hal ini mengindikasikan kondisi perairan di Bali harus lebih diperhatikan terutama dari perilaku membuang sampah plastik sembarangan.
Sebab, pada akhirnya sampah-sampah ini bisa menuju ke laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.