MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com–Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing agar penularan Covid-19 berkurang, sejumlah industri mikro mulai merasakan masalah.
Semisal yang dialami Partiyem, pengrajin keripik di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Perempuan 80 tahun ini terpaksa menutup usahanya yang sudah berlangsung puluhan tahun karena tidak produktif lagi.
“Sudah lebih dua pekan ditutup karena tak ada yang membeli lagi. Dulu banyak dari luar daerah seperti Polewali, Mamuju dan Majene sekarang sepih karena takut corona,”jelas Partiyem di rumahnya, Mamuju Tengah, Selasa (7/4/2020).
Baca juga: Minyak Curah Bakal Dilarang di Bekasi, Pedagang Khawatir Bangkrut
Di rumahnya yang dinding kayu keropos dan berlantai tanah, tampak ratusan lembar keripik siap olah hanya dibiarkan menumpuk.
Padahal untuk memproduksi tumpukan keripik itu, Partiyem harus berutang ke koperasi desa sebesar Rp 3 juta.
Partiyem kini bingung. Dia tidak tahu berbuat apa untuk mensiasati kebutuhan hidup keluarganya.
Usaha rumahan satu-satunya untuk menyambung hidup kini tak bisa diharapkan selama masa pandemi virus corona.
Sementara karena sudah berusia lanjut, dia tidak mungkin lagi mencari kerja di luar rumah.
Belum lagi, perempuan lansia itu harus memikirkan kewajiban menyetor angsuran pinjaman sebesar Rp 500.000 setiap pekan ke koperasi.
Partiyem pun hanya berharap, pemerintah bisa memberi bantuan dana untuk meringankan beban hidupnya.
Baca juga: Bangkrut Dituduh Baksonya Berdaging Tikus, Omzet Rp 2 Juta Jadi Rp 50.000
Koperasi tempatnya berutang diharap bisa memberikan keringanan untuk menunda pembayaran angsuran.