Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Bandung Jadi Kota Intoleran, Parade Bandung Rumah Bersama Pun Digelar

Kompas.com - 16/02/2020, 09:05 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bandung bersama Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung (FKUB) menepis isu intoleransi antarumat beragama di Kota Bandung dengan cara yang cukup unik yakni dengan menggelar Parade Bandung Rumah Bersama di Jalan Asia- Afrika, Kota Bandung, Sabtu (15/2/2020).

Parade Bandung Rumah Bersama mengikutsertakan tidak kurang dari 6.000 orang yang berasal dari sejumlah kelompok budaya dan agama yang berbeda-beda serta diikuti juga oleh 5 kampung toleransi yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Bandung.

Masing-masing kelompok diberikan waktu beberapa menit unjuk kebolehan di depan Wali Kota Bandung Oded M Danial dan pejabat-pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kota Bandung.

Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Tempat bagi Mereka yang Intoleran di Indonesia

Wali Kota Bandung Oded M Danial menegaskan bahwa Parade Bandung Rumah Bersama bukan merayakan hari raya sebuah agama atau kebudayaan tertentu seperti imlek atau cap go meh yang dirayakan masyarakat tionghoa.

"Kita berkumpul di jalan Asia Afrika ini saya tegaskan bukan merayakan satu kebudayaan atau merayakan suatu agama. Saya tegaskan Bandung adalah rumah bersama, rumah dari berbagai agama, suku, budaya, yang ada di Indonesia. Saya berharap acara ini bisa menepis penilaian sebagian kalangan bahwa Bandung Kota intoleran," kata Oded seusai kegiatan, Sabtu siang.

Baca juga: Pria di Bandung Cabuli Anak 13 Tahun Lalu Video Mesumnya Disebar, Modus Beri Pekerjaan Gaji Rp 12 Juta Sebulan

Bandung disebut intoleran

Oded juga membantah jika Kota Bandung merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa Barat yang menyumbangkan kasus dan isu intoleransi.

"Dulu pernah disampaikan Jawa Barat salah satu provins intoleran. Tapi saya pastikan bahwa Bandung adalah kota toleransi. Bandung adalah rumah bersama, Bandung rumah semua agama, semua suku," tegasnya.

Baca juga: Intoleransi Meningkat di Yogyakarta, Ini Tanggapan Sri Sultan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com