Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosesi Adat Moloopu Sambut Brigjen Pol Wahyu Widada Sebagai Kapolda Gorontalo

Kompas.com - 12/11/2019, 17:02 WIB
Rosyid A Azhar ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sejumlah pemangku adat Gorontalo (Bate) dengan baju khasnya melantunkan tujai atau tradisi lisan yang berisi petuah-petuah, Selasa (12/11/2019).

Petuah ini ditujukan kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Gorontalo yang baru, Brigjen Pol Wahyu Widada yang didampingi istri di rumah jabatan, kompleks Mapolda Gorontalo.

Tradisi Gorontalo dalam penyambutan pejabat baru ini dinamakan Moloopu.

Tradisi ini merupakan upacara penjemputan secara adat dari kediaman pribadi ke Yiladia atau rumah jabatan.

Upacara ini, selain sebagai keharusan memenuhi tatanan adat, juga sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan masyarakat dari negeri adat Uduluwo Lo U Limo Lopohalaa atau Lima Negeri Adat di Gorontalo.

Baca juga: Begini Cara Gubernur Gorontalo Tekan Kasus Panah Wayer di Gorontalo

Pada upacara adat Moloopu, sejumlah tokoh adat menyampaikan petuah-petuah adat yang wajib dipegang teguh oleh setiap pimpinan daerah.

Salah satunya disampaikan oleh Bate Lo Hulondalo atau pemangku adat Gorontalo, Karim Laiya, yang petuahnya berbunyi:

Bisimillah tahuliya, tolipu dulowo tiya, wombu mapilo pohuliya, lo adati lo hunggiya, wonuito ohila otabiya, lo tuango lipu botiya, polumboyota moloiya. Ami tiyombu bubato, tolipu tiya wopato, olimo liyo kadato, dahayi bolo memehuwato, mobangguyito mobangguwato, molu mominggalato, eyanggu”.

(Bismillah, kami berpesan kepada ananda yang mulia, pada hari ini diupacarakan dan disanjungkan serta telah dilaksanakan dengan adat kebesaran negeri. Bertuturlah dengan lembut agar disegani oleh penduduk negeri ini. Kami para kakek nenek asal usul leluhur semula, sumber segala sesuatu menunggu dengan tertib, memakmurkan negeri jangan dengan kekerasan, akan cerai-berai).

Usai prosesi Moloopu Kapolda Gorontalo, Brigjen Wahyu Widada mengatakan akan menjunjung tinggi adat dan budaya yang berlaku dalam masyarakat Gorontalo.

Baca juga: Kasus Panah Wayer Resahkan Warga Gorontalo, Korbannya Tak Pandang Bulu

 

Bahkan mantan wakapolda Riau tersebut menegaskan bahwa dalam setiap kegiatan kepolisian akan senantiasa menjunjung tinggi, menghormati, dan menghargai adat dan budaya.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus bisa menghormati dan menghargai adat. Mudah-mudahan dengan penyambutan secara adat untuk memasuki rumah jabatan kapolda Gorontalo akan membawa kita semua lebih baik lagi,” ujar Brigjen Wahyu Widada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com