Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita akibat Kekeringan: Warga Membeli hingga Pakai Air Kali Keruh untuk Konsumsi

Kompas.com - 09/09/2019, 12:09 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Kekeringan yang melanda Provinsi NTT 4 bulan terakhir mengakibatkan warga mengalami krisis air bersih, baik untuk minum maupun keperluan rumah tangga lainnya.

Daerah yang mengalami kekeringan adalah Kabupaten Sikka Flores, seperti di Desa Nele Lorang, Nele Barat, Nele Urung di Kecamatan Nele.

Kompas.com mengunjungi langsung tiga desa yang lokasinya tidak jauh dari Kota Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka itu.

Baca juga: Selama Kekeringan, Mobil Polisi Dijadikan Alat Distribusi Air Bersih

Untuk mendapatkan air bersih, warga 3 desa ini mesti membeli dan truk tangki air atau toko. Terkadang warga juga mengambil air kali yang keruh untuk dikonsumsi.

"Selama kurang lebih 4 bulan ini kami di sini susah sekali dapat air untuk minum. Kalau mau minum air bersih kami beli air yang dijual pakai mobil tangki. 1 tangki itu dibeli Rp20 ribu. Kami pakai itu untuk masak, minum, cuci, dan umtuk keperluan MCK," ujar Kristina Wadelina, salah seorang warga Desa Nelle Urung, kepada Kompas.com, Minggu (8/9/2019).

"Harapannya, musim kering ini segera berakhir. Kami sangat merindukan hujan turun. Kami sudah sangat menderita dengan kondisi ini. Air minum bersih susah sekali didapat," sambung dia.

Sementara itu, Yohanes Nurak, warga Desa Nele Barat mengutarakan hal senada. Kekeringan saat ini dinilainya sangat serius.

"Tahun ini kita parah sekali. Untuk minum saja kami harus beli air dari toko yang dijual pakai mobil tangki. Sedih sekali. Air dari PDAM memang jalan, tetapi 2 minggu sekali keluar," ungkap Yohanes.

Baca juga: Kekeringan di Banyumas Meluas, Persediaan Bantuan Air Bersih Menipis

Ia mengaku, sebelumnya agak terbantu dengan bantuan air bersih yang disalurkan dari Polres Sikka kepada warga di desa itu.

"Meskipun tidak banyak, tetapi bantuan air dari Polres Sikka sangat berarti bagi kami," ungkap Yohanes.

Ia berharap, pertengahan September ini musim kemarau yang melanda Kabupaten Sikka akan segera berakhir.

"Kami sudah terlalu sengsara ini. Susah sekali cari air minum bersih untuk masak, minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya," tutur Yohanes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com