Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Ini Sembunyikan Telur Penyu di Tempat Rahasia Agar Tak Diburu

Kompas.com - 08/08/2019, 17:55 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Sarang penyu kembali ditemukan di kawasan pantai wisata mangrove di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warso Suwito, petani asal Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, memilih mengambil semua telur dan memindahkannya sejauh sekitar 2 kilometer.

Ia merahasiakan lokasi baru telur itu. Warso juga melaporkan temuan ini pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam DIY.

“Lokasinya saya rahasiakan, supaya bisa menetas dan dilepaskan,” kata Warso di rumahnya, Kamis, 8 Agustus 2019.

Baca juga: Kisah Rujito, Dulu Buru dan Sembelih Penyu Kini Jadi Penyelamat

Warso menceritakan, wilayah laut Selatan Pulau Jawa merupakan jalur migrasi penyu. Satwa ini sering membangun sarang di pantai terdekat, termasuk Pantai Jangkaran.

Warga hafal kebiasaan penyu naik ke darat dan membangun sarang.

Menurut Warso, itu terjadi pada rentang Mei hingga Agustus, musim di mana disertai angin kencang dan gelombang air laut yang besar.

Warga yang nakal berupaya mendapatkan telur penyu untuk dikonsumsi maupun dijual. Warso masih mendapati warga yang minim pengetahuan akan pentingnya pelestarian penyu sebagai satwa dilindungi.

Setidaknya, Warso memperoleh dua laporan temuan penyu oleh warga di awal Agustus 2019, yakni penyu mati dan kegiatan menjual telur penyu di pasar terdekat.

Penyu mati itu bisa saja kena jaring atau pancing. Saya tidak menemukannya setelah menerima kabar itu. Mungkin sudah dikubur,” kata Warso.

Warso mengharapkan kejadian serupa tidak terjadi lagi. Ketika datang laporan adanya penyu bertelur pada Minggu (5/8/20019), Warso segera mencari di pantai mangrove dan menemukan sekitar 10 meter dari bibir pantai. Jejaknya masih terlihat.

Ia memindahkan telur itu ke sarang baru sejauh 2 kilometer jauhnya dari sarang semula.

Warso mengakui memiliki pengetahuan menangani telur penyu dari pengalaman beberapa tahun belakangan ini.

Karenanya, ia memperkirakan telur bisa menetas baik dan tukik atau anak penyu bisa dilepas segera ke laut lepas.

“Saya masukkan ke dalam buis (beton melingkar) lantas ditimbun pasir. Saya tanam sedalam segini,” kata Warso sambil merentangkan tangan kanannya.

Baca juga: Cuaca Buruk, Ribuan Telur Penyu Langka di Penangkaran Rusak dan Membusuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com