Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Penyu Hijau Seberat 45 Kg Terdampar di Pantai Sepanjang

Kompas.com - 06/05/2019, 17:40 WIB
Markus Yuwono,
Rachmawati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Seekor penyu berdiameter kurang lebih 50 cm dengan berat sekitar 45 kg, terdampar dalam kondisi mati di kawasan Pantai Sepanjang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Petugas SAR Satlinmas langsung mengubur bangkai penyu tersebut karena menyebabkan bau yang cukup menyengat. Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan penyu tersebut mati.

Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Surisdiyanto mengatakan, penyu tersebut diduga jenis penyu hijau (Chelonia mydas) atau masyarakat lokal menyebutkan penyu kintel.

Baca juga: Bebas dari Perdagangan Ilegal, 30 Penyu Langka Dilepasliarkan Menteri Susi di Natuna

Bangkai penyu pertama kali ditemukan oleh salah seorang petugas SAR yang sedang berpatroli di sekitar kawasan Pantai Sepanjang, sekitar pukul 13.00 WIB.

"Saat berpatroli, petugas melihat penyu mengapung dan mengeluarkan bau tak sedap," kata Suris saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin (6/5/2019).

Bangkai penyu tersebut langsung dievakuasi ke daratan dan dikubur di pasir Pantai Sepanjang.

Tahun lalu, ada sekitar lima ekor penyu ditemukan mati di wilayah operasi SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul.

Menurutnya, sebelum ada sosialisasi beberapa tahun lalu, ada beberapa warga yang memancing penyu. Tetapi sekarang, jika menemukan penyu mati, warga takut untuk mengevakuasi.

Baca juga: Jaga Kelestarian, Siswa SD Lepas 100 Anak Penyu di Perairan Bintan

Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul beberapa waktu lalu mendata ada 25 pantai yang sering digunakan untuk pendaratan penyu. Namun ada enam pantai yang memiliki potensi untuk dijadikan pendaratan penyu untuk bertelur antara lain Pantai Woh Kudu, Kayu Arum, Porok, Ngrumput, Seruni dan Ngitun.

Kepala DKP Gunungkidul, Khrisna Berlian mengatakan, berdasarkan SK Bupati ada 12 pantai yang telah ditetapkan sebagai konservasi penyu, dan beberapa tahun lalu masih banyak ditemukan penyu yang bertelur di kawasan pantai tersebut. Namun sejak berkembangnya pariwisata, penyu sudah tidak sering muncul.

"Penyu untuk berkembang biak atau bertelur perlu tempat yang gelap, jauh dari keramaian. Tapi saat ini semua pantai sudah ramai jadi sudah jarang yang muncul," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com